Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang Alim yang Naas

2 Maret 2012   16:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:36 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cerita tentang sebuah kapal yang berisi orang-orang dari Timu tengah. Kapal tersebut sedang karam di tengah lautan. Ombak dan cuaca semakin tak bersahabat, seisi kapal telah berantakan dan para penumpangnya semakin frustasi.

Namun salah satunya nampak khusyuk berdo'a meminta pertolongan Tuhan. Tak berapa lama datanglah sebuah pertolongan melalui udara. Wajah para penumpang yang semula putus asa perlahan berganti senyum yang penuh harapan.

Namun apa yang terjadi dengan salah satu dari mereka yang sedari tadi khusyuk dalam do'anya. Wajahnya nampak masam setelah mengetahui helikopter tim penyelamat berbendera U.S.A.

" Aku tak sudi menerima pertolongan kalian wahay orang-orang kafir. Aku hanya yakin pada pertolongan Tuhanku. Pergilah kalian, aku tak sudi.

Satu persatu para penumpang dan awak kapalpun mulai diselamatkan, tinggalah seorang yang dikenal oleh mereka sebagai orang yang taat ibadahnya. Tak berapa lama setelah tim penyelamat meninggalkanya, kapal itupun tenggelam dihantam ombang tiba-tiba datang menelanya, diapun mati lemas ditelan samudera.

Dengan gesitnya para malaikan menyambut nyawanya. Diantarlah jiwanya kepada Tuhan Y.M.E.

" Duhay Tuhan kami, mau diapakan lelaki ini, kami sangatlah bingung. Dia selama ini kami kenal sangat taat padamu, dan selalu memuji-mujiMU setiap waktu.

" Hai malaikatKU, lemparkanlah dia ke neraka. Sebab tadi dia menolak pertolonganKU, karena para penolong itu datang adalah atas kehendak-KU!

Dan dilemparlah ia kedalam neraka. Sungguh naas takdirnya.

---
sekedar anekdot yang saya petik dari seorang syech...

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun