pagi kumulai membuka mata, lalu kucoba lemparkan sapa pada mentari yang senyum ramah padaku.
kicau kepodang dan kutilang hampiri kedua daun telingaku, ingatkan aku akan dusta yang kan terlontar menyayat jiwa.
wajah-wajah yang ramah memenuhi pandangan mataku, aku masih sekedar menatap mereka di balik jendela. teringat lembaran rupiah yang telah siap tuk kujamah demi berjalanya roda kehidupan yang harus tetap berputar.
khayalku telah rebut hariku yang biru, ketika putih yang kupertahankan ternoda debu-debu jalanan, akupun menikmati dosa-dosa yang tersematkan bak setangkai mawar.
mengada-adakan yang tak ada telah membuatku lupa akan tiada tanpa nyawa. dusta telah bermetafora menjadi secangkir kopi pilihan yang bercampur susu dan potasium. meresap kejiwa dan menikam sukma.
ya gusti ya rabbi...
sujudku tuk sebuah ampunanmu, kembali pada kelurusan niatku yang terbelok-belok tiada menentu...
astaghfirulloh alazim.....
astaghfirulloh alazim.....
bimbinglah hamba agar tak lagi djolim
¤¤¤¤¤¤¤
bvb
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI