Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sapa Mahakam

27 November 2011   06:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:08 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

gumpalan awan hitam nampak di pintu sore.
ba'da ashar berhias pilu.
padahal sudah beberapa waktu yang lalu tirta menyapa insan di atasnya.
namun mereka acuh, karena sapanya dianggap dongeng.

amarah alam tak terbendung lagi.
karena rintihnya tak terhiraukan lagi.
mereka berontak.
bersorak lantang tuk jiwa-jiwa yang bangkang.

oh, tidak' tidak...

teriakan mahakam telah menghantam dan menerkam mereka di atasnya.
di depan pintu gerbang suro.
mereka menuntut ketamakan manusia.
mengapa alam selalu diperkosa begitu sadisnya?
dari ujung rambut hingga isi perut.

agh, ini hanya cubitan kecil yang terasa ganas dan buas.
sapa mesra dari sungai yang membelah timur borneo.
agar kemesraan pada-Nya tak begitu saja sirna.
sebab dunia hanya setitik fatamorgana yang membuat lupa.

sapa mahakam.
bukan singa lapar yang menerkam.

================
setengah tiang tuk kutai kertanegara.

selatan borneo 27-11-11
bvb

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun