Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tapak Jiwa

8 September 2011   09:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tapak cinta berbias cahaya
terkias hati yang fana
terkuaklah rasa membungkus mata
lebur sangkala belenggu jiwa

kini aku dahaga iba darimu wahai sang penyejuk jiwa
tapak demi tapak kian terasa
dikala seribu harap kian menerpa

gurun sahara jadi biasa
padang safana itu takan mampu bermakna
hanya rangkulan kasih dan pelukan sayangmulah jawabnya

duhai duka
bilakah kau pergi lupakan semua
biarkanlah kini aku bebas dalam genggamanya
menuju damai kasih darinya selamanya

*****

aghh...

seberkas sinar rembulan tertutup daun kelapa
terkadang indahnya sampai kepelupuk mata
kala api dalam lentera meredup tanpa syalalala

tapak-tapak jiwaku sedikit terluka
karena bara yang berhamburan semakin indahnya
menusuk perih yang tiada terlukis diantara rindu belainya
dan aku masih punya sedikit tenaga tuk lemparkan duka kedalam neraka

yeachh...

disinilah
didalam batin ini letaknya asa
letaknya surga yang telah tercabik-cabik dusta
karena diri ini hanya seorang jelata yang hina dina

tapi biarkanlah aku bebas
keluar dari rimbunya kebun anggur
lalu diamlah, aku ingin telanjang dalam pangkuan kasihnya
terlelap menuju buai keindahanya

----------------
mustakim tilabah 080911

boil feat syeach abdul

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun