Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melempar Cemas

7 Agustus 2011   06:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:01 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengendap-endap mencubit harap,
lalu membuang cemas yang telah lama meremas-remas bikin lemas.

Ouchh matahari...
Larimu cepat sekali, terkadang intuisi pagi tak terasa lupa terpatri tuk sebuah mimpi yang belum terpunguti.

Duhai hati, hati-hatiku tentang dirimu terhadap lakuku.

Ingin sekali kupaku adrenalinku pada putaran detik, agar lelah tak menyetubuhi raga.

Ouch tidak-tidak...
Aku lupa bukan malaikat yang tak suka merasa-rasa, aku anak cucu adam yang terkadang suka mendendam.

Putaran waktu harus seirama dengan otak kananku.
Agar duka lara cemas dapat kutitipkan kepada langit.
Dan aku...hahaha akan terbahak-bahak sepanjang hari...

¤¤¤¤¤¤¤¤¤
bjb07082011
by
bvb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun