Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan di Atas Kereta [ ff ]

15 Juni 2011   08:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:29 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan tua menatap langit dibalik jendela kereta, awan hitam masih saja bergelayut. Apakah hujan dan badai akan segera reda dan meninggalkan cerahnya sore dibatas cakrawala berhias pelangi.

"Duhay Langit, wajahmu selalu kurindu

.Dengan tatap yang penuh harap, ia bermunajad, dan sesekali tanganya menyeka butiran-butiran air mata yang semakin berlinangan.

" Duhay Yang maha indah, kereta terakhirku penuh dengan ular berbisa, namun kekasihmu memberikan sebuah cinta-Mu tuk perjalanan terakhirku.

Dengan senyum yang terkulum diantara kerut-kerut wajah yang masih ayu, terbasahi air dari kelopak mata sayunya.

" Wahay langit, baiklah, hujan pasti akan segera reda, dan mereka telah menantiku digerbang berikutnya, sebelum stasiun terakhir bersama bidadari-bidadari kecilku.

Hujan dengan perlahan memberi tanda tuk reda, sang perempuan masih duduk dengan tenang namun penuh harap. Tuk sebuah cinta dan kepada misterinya.

- sekian -

------------------------
pinggir trotoar ngedat-ngedit gak jelas
bvb
keterangan : copas dari notes fb pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun