Wanita itupun mempersilahkan pemuda lajang itu duduk di kursi terasnya. Raut wajahnya penuh dengan kerinduan yang teramat besar, namun dia berusaha tidak menunjukanya kepada Arok.
'' Nyai, aku menyukaimu...ungkapnya sedikit terbata-bata.
'' Benarkah Arok...?!
'' Benar Nyai, aku mungkin telah jatuh hati kepadamu.
Kendedes hanya sanggup menatapnya, hanya sorot matanya yang sanggup berbicara saat itu, sedikit berkaca-kaca dan kemudian diapun harus membalas ungkapan pemuda dihadapanya itu.
'' Arok, aku telah bersuami, dan aku adalah istri dari tuanmu sendiri, tapi Arok, akupun merasakan sama seperti yang telah kamu rasakan.
'' Aku mengerti Nyai, tapi aku tidak harus memaksamu tuk membalas cintaku.
'' Apa yang kamu harapkan dari wanita yang telah bersuami sepertiku arok, kamu seorang lajang, wajahmu tampan, mungkin masih banyak gadis cantik yang menyukaimu...
'' Tidak Nyai, aku hanya terpikat padamu, entahlah Nyai, perasaanku tidak sanggup kusimpan lebih lama lagi.
'' Baiklah Arok, akupun juga telah menyimpan perasaan ini semenjak hari itu, tapi aku terus mencoba menepisnya, karena aku sadar siapa diriku.
Suasana malam itu begitu mengahrukan, sepasang insan saling mengutarakan sebuah perasaan yang sama, namun was-was menjadikan mereka seolah-oleah risau dan takut. Rasa bersalah terus bergelayut di kedua belah pihak bersama rindu yang selalu bergejolak setiap saat.
-------sekian aja deh--------
sebuah cerita dari sejarah percintaan Ken Arok dan Kendedes yang sengaja saya rekayasa, mohon maaf bila banyak kekeliruan, karena saya hanya ingin menyampaikan dengan cara yang berbeda.
selokan banjarbaru pada 14 juli 2011
by
bvb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H