Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Singosari dalam Roman Picisan

14 Juli 2011   04:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

'' Tidak Nyai, tuan sedang mengurus proyeknya di Jawa Tengah, jadi tujuan saya kemari untuk menjaga keselamatan Nyai, itu saja.

'' Oh ya, wuah saya sangat senang di jaga oleh pemuda setampan kamu si...oh ya siapa tadi ?
'' Ken Arok Nyai.
'' Oh ya Ken Arok, maklumlah aku terpesona melihat ketampananmu Arok.

Ken Arok hanya diam saja, ternyata bukan dia saja yang terpikat oleh kecantikan Kendedes, namun ternyata ada angin segar yang begitu menyejukan perasaanya seketika.

'' Kok diam, pasti lagi menghayal tentang aku ya...

Arok terkejut di buatnya, dia hanya sanggup tersenyum, rupanya wanita di hadapanya mulai mengetahui gelagatnya.

'' Ya Nyai, kamu begitu cantik dan luar biasa, sangat di sayangkan suamimu sering meninggalkanmu sendirian.
'' Ha ha ha ha...Arok Arok, kamu memang pandai juga ternyata ngegombal ya...
'' Achh, tidak juga, aku hanya mengutarakan yang sebenarnya.
'' Sudahlah, yang jelas kita nikmati suasana hari ini, silahkan di nikmati kopinya.

Suasana pertemuan yang begitu mengesankan buat sosok pemuda keras seperti Arok, semula dia tidak pernah merasa begitu tergoda oleh wanita-wanita disekitarnya, namun entah kenapa ketika bertemu dengan sosok di hadapanya dia seakan-akan di buatnya mabuk kepayang.

*****
Sama halnya yang telah dialami Ken Arok, wanita bersuami itupun merasakan gejolak hati yang luarbiasa dari sebelumnya. Namun dia bisa menyimpan semua ketika bertemu Ken Arok. Hari-harinya yang semula biasa saja kini telah berubah, perasaan rindunya semakin tak terkendali saja, hanya ada bayangan Arok dibenaknya saat ini.

'' Achh, apa yang telah terjadi kepadaku ?! Gumamnya dalam hati.
'' Suamiku, apakah aku harus meninggalkanmu, hmmm...sepertinya aku lebih merasa bahagia bila dengan seseorang yang senantiasa ada di sampingku, walaupun sederhana.

Diapun berpikir sejenak tuk menemui Arok di seberang tempat tinggalnya. Namun sebelum dia melankah keluar ternyata pemuda itu telah berada di teras rumahnya.

'' Arok, ada apa malam-malam begini di teras rumahku ?
'' Aku tidak bisa tidur Nyai, bolehkah aku berbicara sesuatu kepadamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun