Aku tersentak, aku mencoba berpikir sejenak tuk mengalihkan ke pembicaraan yang lain, namun seakan-akan ada sebuah dorongan dari lubuk hatiku tuk berbicara kepadanya tentang sosok Mama yang dia nanti-nanti.
'' Cantik, lihatlah bintang-bintang itu, tadi kamu sudah bernyanyikan tentang mereka, mereka sangat lucu dan cantik seperti kamu.
'' Iya Om, Cantik sangat suka bernyanyi bintang kecil, tadi Cantik melihat ada Mama tersenyum di situ, kata Mama dia akan datang menjemput Cantik.
'' Ya sudah, sekarang Cantik jangan sedih lagi ya, nanti kita tunggu Mama disini, Cantik sudah makan belum...?
'' Iya Om, Cantik sudah makan tadi sama kakak.
'' Sekarang kakak Cantik di mana...?
'' Nah itu kakak datang Om...
Tak berapa lama, seorang pemuda dengan ukulelenya datang menghampiri kami, wajahnya nampak lelah, namun dia mencoba tuk tetap tersenyum kepada kami berdua.
'' Kakak, tadi Cantik liat Mama tersenyum diantara bintang itu kakak. Seraya tanganya menunjuk keatas langit, gadis kecil itu mencoba terus bercerita dengan penuh haru kepada kakaknya semata wayang.
Aku hanya bisa menatap dan mendengarkan mereka berbicara, sang kakak dengan sabarnya mendengarkan cerita dari adik tercintanya.
'' Iya Cantik, nanti Mama akan datang menjemput kita, sekarang kita pulang ya, kita tunggu Om Bro nutup toko dulu.