Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dear Kendedes

10 Mei 2011   07:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kendedes
riuh sapa mereka menghempaskan jiwa-jiwa yang meronta
berkelakar nafsu menyetubuhimu lewat mata dan rasa
lalu beronani penuh imaginasi

Tunggul Ametung
ah, hanya lelaki hidung belang suka petualang
syahwatnya bertopeng kasih
menyayat jiwa dan melemparkan kasihnya cinta

Lalat-lalat hinggap di kepala Arok
membawa sapa Kendedes berselendang mencolok
Empu Gandring kau lemparkan jiwanya kebawah kamboja
Kebo ungu kau jadikan si dungu

-------------------------

Ah, bau kemenyan semakin semerbak diatas tanah basah
mendambakan eloknya wajah sang putri yang terjebak dalam resah desah
mencemburukan kasih Tuhan bersama aroma dupa
tuk sebuah persetubuhan rasa dunia

Ah, Kendedes
kutukanmu semakin tak beres
dendam-dendam menyerupai tajamnya mata cakram
menyayat-nyayat asmara menjadi potongan derita

Singosari
menjadi singo edan
dari cerita yang penuh godaan
namun anak cucumu masih nampak rupawan

*****
ah, jass merah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun