kendedes
riuh sapa mereka menghempaskan jiwa-jiwa yang meronta
berkelakar nafsu menyetubuhimu lewat mata dan rasa
lalu beronani penuh imaginasi
Tunggul Ametung
ah, hanya lelaki hidung belang suka petualang
syahwatnya bertopeng kasih
menyayat jiwa dan melemparkan kasihnya cinta
Lalat-lalat hinggap di kepala Arok
membawa sapa Kendedes berselendang mencolok
Empu Gandring kau lemparkan jiwanya kebawah kamboja
Kebo ungu kau jadikan si dungu
-------------------------
Ah, bau kemenyan semakin semerbak diatas tanah basah
mendambakan eloknya wajah sang putri yang terjebak dalam resah desah
mencemburukan kasih Tuhan bersama aroma dupa
tuk sebuah persetubuhan rasa dunia
Ah, Kendedes
kutukanmu semakin tak beres
dendam-dendam menyerupai tajamnya mata cakram
menyayat-nyayat asmara menjadi potongan derita
Singosari
menjadi singo edan
dari cerita yang penuh godaan
namun anak cucumu masih nampak rupawan
*****
ah, jass merah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H