Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

May dalam Otaku

3 Mei 2011   09:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:07 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gumpalan awan hitam memenuhi isi kepalaku, gagak-gagak semakin riang menatap tubuhku yang tak berdaya. Menahan perih diatas luka.

'' Ah, suara-suara itu masih hingar bingar ditelingaku.

'' Bakar...!!!

'' Ledakan...!!!

Aku nyaris tak ingat siapa diriku, hanya suara menyalamatkan dirilah yang terdengar nyaring ditelinga batinku, aku terus berlari dengan darah yang terus menetes dipelipis kepala kiriku, tangankupun tak luput dari luka yang menganga.

'' Ya Tuhan, kemana aku harus berlindung, aku belum siap mati...

Disepanjang penglihatanku hanya api yang terus berkobar menghiasi sepanjang jalan raya serta gang-gang sempit di pusat kota. Mayat-mayatpun nampak masih segar terkulai dipinggir trotoar, aku menyempatkan diri tuk melihat salah satunya.

'' Astaga, dia seorang wanita...

Aku mencoba terus berlari diantara kerumunan-kerumunan manusia yang mencoba menyelamatkan diri, aku melihat sebagian dari mereka sedang asik menenteng barang-barang berharga dari dalam sebuah pertokoan. Sepanjang pelarianku, aku amati mayat-mayat yang masih segar itu rata-rata bermata sipit. Pikiranku semakin tak terkendali saja kala itu. Entah berapa lama aku terus berlari dengan tubuh bersimbah darah.

'' Berhenti...!!!

'' Dorr...dor...dor....!!!

Suara itu mengejutkanku, dan tiba-tiba akupun terjatuh, entah berapa lama aku tak sadarkan diri, tiba-tiba aku sudah berada dalam ruangan berwarna putih dengan banyak perban disekujur tubuhku. Aku mencoba menggerakan tanganku.

'' Acchhh, ternyata lukanya belum juga mengering.

Akupun teringat para sahabatku sebelum kami terpisah dalam situasi yang mirip seperti medan pertempuran itu, lalu aku mencoba menanyakan kepada seorang perawat disampingku.

'' Sudah berapa lama aku disini ?

'' Maaf, anda sudah berada disini kurang lebih 29hari, kami menemukan anda tergeletak diantara mayat-mayat di depan sebuah plaza.

Akupun tersadar, lalu aku mencoba mengingatnya kembali, terakhir aku melihat beberapa orang bersenjata sedang meneriakiku tuk berhenti, lalu mereka menembaki kami yang berlari.

'' Tapi suster, seingatku terakhir aku tak berada disekitar Plaza...??

'' Ah, mungkin anda masih kurang sehat, beristirahatlah kembali.

Suster itupun mencoba menenagkanku, lalu ia membujuku tuk segera beristirahat kembali. Beberapa hari kemudian, aku diperbolehkan tuk pulang, dan biaya perawatan sepenuhnya dijamin pihak pemerintah. Tak berapa lama aku keluar dari Rumah sakit, aku bertemu salah satu temanku, dia bercerita bahwa sebagian teman-temanku telah mati ditembak dalam sebuah Plaza, dan aku mencoba membaca berita disebuah surat kabar lokal, bahwa sebagian besar yang mati di Plaza adalah para penjarah.

''Ah, kenapa teman-temanku melakukan itu, padahal toko mereka lebih dari satu.

'' May, kau selalu tertanam dalam otaku.

------ sekian -------

banjarbaru 03may 2011

by

budi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun