Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu yang di Baliho

25 Februari 2014   05:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada duka di hujung malam

Bersama suara jangkrik dia berbisik

Lapar dan menahan perihnya luka yang teramat nyentrik

Dan bersandar di dinding harap yang kelam

Harapan pada tuan-tuan yang tersenyum di baliho

Coba jabarkan makna senyumu duhai tuan-tuan

Apakah sekedar senyum si jomblo

Yang mengharap datangnya sang pujaan

Ini tahun kuda kayu

Sudah tak jaman bujuk dan rayu

Buanglah segala rayuan gombalmu itu

Sebab itu semua sudah tak lucu

Apalagi kalian sang penjual ayat

Sungguh laknat demi syahwat

Nuranimu semakin melarat

Tiada sedikitpun daku merasa hormat

Dari sabang sampai marauke

Merah putih bukanlah bungkusnya tempe

Walau kutahu kau mainkan harga kedele

Kita-kitapun semakin memble

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun