Mohon tunggu...
Boil
Boil Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja dalam soenyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sate Burung Hantu

28 Februari 2014   06:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:23 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara malam kian merayap, waktu sudah menunjukan pukul satu, cuaca sedikit mendung dengan sunyinya yang semakin menyelimuti seisi kampung yang berjarak lima puluh kilo meter dari kota. Mardi mulai menyusun rapi tusukan sate diatas tempat pembakaran. Nampak tercium aroma khas bumbu racikan ala Parjo. Tiba-tiba saja ada sesosok wanita dengan rambut tergerai menutupi wajahnya menghampiri Mardi. Lelaki itu sedikit memberanikan diri menatapnya dan menyapanya dengan ramah.

" Sa...sa..te..neng?

Wanita itupun hanya mengangguk pelan, Mardi mencoba mengambilkan lima tusuk sate yang sudah siap di makan, lelaki itupun nampak gemetar, jantungnya berdegub kencang ketika tanganya meraih bungkusan yang ia siapkan tuk calon pembelinya.

" Berapa bang...

" Se...sepuluh juta neng...

" Ini...bang...

Mardi segera memberikan bingkusan satenya dengan tangan yang bergetar hebat, ia mencoba mengatur sikapnya seraya menerima gualan uang yang tak tersusun rapi dari tangan sosok wanita itu...

" Kok gemetaran bang....

" I...iya neng...

" Ini uangnya bang...hi hi hi...

Lelaki itupun segera mengambilnya, kemudian ia segera menghitungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun