Mohon tunggu...
Tantri W. Galih
Tantri W. Galih Mohon Tunggu... -

7 Juni 1998. Samarinda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia in Overpopulation

5 Januari 2015   16:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:47 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INDONESIA IN OVERPOPULATION

Oleh : Tantri Wening Galih

Indonesia, merupakan salah satu negara kepulauan di dunia. Dengan jumlah pulau mencapai 13.466 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan letak geografis yang berada di antara dua benua dan dua samudera, Indonesia merupakan salah satu pusat perdagangan dunia. Hal ini didukung dengan letak Indonesia yang dekat dengan selat Malaka yang merupakan pusat dagang terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia juga kaya akan tempat - tempat indah yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata baik untuk turis domestik maupun internasional. Dengan wilayah seluas 5.193.250 km persegi, kini Indonesia telah dihuni oleh kurang lebih 250 juta jiwa. Angka ini merupakan angka yang cukup tinggi mengingat jumlah lahan di Indonesia yang terbatas, yaitu hanya satu per tiga dari keseluruhan luas wilayah Indonesia. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat ke-4 Negara dengan jumlah penduduk tebanyak di dunia setelah Cina dengan 1,355 miliar jiwa, India 1,236 miliar jiwa, dan Amerika Serikat dengan 318.892 juta jiwa.

Dengan jumlah penduduk yang mencapai satu per empat miliar juta jiwa ini, Indonesia mulai mengalami banyak masalah kependudukan. Mulai dari macet yang tidak ada habisnya, angka kriminalitas yang semakin meningkat setiap tahun, kesenjangan sosial yang terjadi dimana - mana dan masih banyak lagi. Masalah - masalah kependudukan ini akan makin bertambah tiap tahunnya jika tidak diatasi dengan segera. Apalagi sebentar lagi Indonesia akan menghadapi AEC di tahun 2015 nanti. Yang berarti, penduduk di ASEAN dapat dengan mudah masuk dan tinggal di Indonesia, yang tentunya akan membuat jumlah penduduk di Indonesia makin tak terkendali. Ada beberapa hal sebenarnya, yang dapat kita, masyarakat, dan pemerintah Indonesia lakukan dalam mengatasi overpopulation atau populasi berlebih di Indonesia ini.

Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak jumlah transportasi umum di seluruh wilayah di Indonesia secara merata, serta memperbaiki fasilitas transportasi umum yang sudah ada. Sekarang ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi mereka untuk berpergian kemana - mana. Selain karena lebih mudah dalam mobilitas atau perpindahan, juga kenyamanan karena tidak harus bedesak - desakan seperti jika berada di transportasi umum. Seperti contoh, di Samarinda, tepatnya di Jalan Kadrie Oening, anda akan melihat pemandangan mobil dan motor yang berjejer mulai dari gg. Haji Horman 2, lalu Kompleks Perumahan Kehutanan, sampai di depan SD Cordova setiap pagi mulai pukul 06:40. Hal ini dikarenakan tidak adanya angkutan umum yang masuk ke daerah tersebut. Padahal daerah tersebut merupakan lokasi dimana terdapat 3 sekolah sekaligus yaitu SD-SMP Cordova, SMP Negeri 1 Samarinda, dan SMA Negeri 1 Samarinda yang letaknya berdekatan. Karena tidak ada angkutan umum yang masuk, siswa(i) pun harus berangkat dengan kendaraan pribadi setiap harinya, atau berjalan kaki bagi yang rumahnya berjarak tidak terlalu jauh. Bayangkan jika di SD Cordova saja ada sekitar 400 siswa, sudah ±400 kendaraan pribadi yang melewati Jalan Kadrie Oening setiap paginya. Belum lagi siswa SMP Cordova, SMP Negeri 1 Samarinda, dan SMA Negeri 1 Samarinda. Hal ini makin diperparah dengan lebar jalan yang kurang memadai, terutama di Komplek Kehutanan nya. Jalan ini hanya muat dilalui oleh 2 mobil sekaligus, itupun arus bolak - balik.

Menciptakan lapangan pekerjaan melalui pendidikan keterampilan dalam ber wirausaha. Saat ini, wirausaha mulai marak terjadi di Indonesia. Hal ini dikarenakan lapangan kerja yang rasa - rasanya, tidak akan cukup untuk menampung seluruh penduduk usia produktif yang ada di Indonesia. Mulai banyak bermuculan home industry atau industri rumahan kecil - kecilan yang bergelut di bidang industri dan jasa seperti jasa laundry, indutri paganan, dan lain - lain. Online shop atau toko online juga mulai bermunculan dimana - mana. Online shop memudahkan kita untuk membeli barang yang kita inginkan tanpa perlu repot - repot berpergian. Apalagi jika barang yang kita inginkan hanya dijual di luar kota atau bahkan luar negeri. Kebanyakan online shop menjual barang - barang yang tidak memiliki masa expire seperti baju, tas, dan sepatu. Namun seiring dengan berjalannya waktu, online shop juga mulai menyediakan makanan ringan dalam kemasan baik dari dalam maupun luar negeri. Selain memudahkan pembeli, online shop juga menguntungkan penjual karena tanpa parlu berjualan kesana - kemari, penjual tetap dapat memiliki pengahasilan.

Pendidikan keterampilan dalam berwirausaha ini bisa di dapat dari mana saja, seperti contoh Internet, pengalaman dari orang lain, maupun melalui jenjang pendidikan formal seperti yang ada di Institut Sepuluh Nopember, Surabaya. Di sini, terdapat UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa atau yang biasa kita kenal dengan Ekskul) WE&T yang mewadahi mahasiswa(i) yang berminat dalam bidang kewirausahaan. Pertama - tama mereka akan diminta membuat program kerja usaha yang mana program kerja ini harus masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan. Setelah itu mereka akan mulai mendirikan usaha kecil - kecilan mereka sendiri dimulai dari berjualan keliling. Selain WE&T, di setiap jurusan di Intitut Teknologi Speuluh Nopember juga terdapat Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), yang mana di HMJ ini terdapat divisi - divisi, departemen - departemen, serta biro - biro yang salah satunya adalah Kewirausahaan (KWU). KWU ini adalah sebagai tempat/wadah dalam menampung minat bakan mahasiswa jurusan dalam bidang kewirausahaan.

Pembangunan vertical atau pembangunan keatas. Pembagunan vertical ini sudah mulai marak dilakukan di berbagai kota besar di Indonesia seperti JABODETABEK, Surabaya, Bandung, dan kota besar lainnya. Pembangunan vertical ini merupakan konsep hunian yang tidak dibangun kesamping melainkan keatas. Tujuan dari pembangunan vertical ini adalah menapung sebanyak - banyak nya penduduk dengan menggunakan sesedikit mungkin lahan. Di luar negeri, biasanya dibagi - bagi sesuai dengan kebijakan yang ada. Kategori yang tinggal/mendiami apartment ini ada 3 yaitu mahasiswa, warga dengan pendapatan rendah/kurang, dan warga dengan pendapatan berlebih. Pembagian ini dilakukan dengan tujuan agar warga dengan pendapatan berlebih dapat dikenai biaya lebih juga untuk membantu mahasiswa serta warga dengan pendapatan rendah/kurang agar dapat tetap tinggal disana dengan biaya yang murah. Namun sayangnya, di Indonesia, hal ini belum diterapkan. Jadi mayoritas penghuni apartemen masih merupakan orang - orang dengan kocek tebal yang mampu membayar untuk kenyaman bertempat tinggal. Sementara itu, masyarakat yang kurang berada masih harus tinggal di tempat tinggal yang kurang layak karena keterbatasan biaya. Semoga kedepannya, Indonesia sudah bisa menerapkan pembagian penghuni apartemen seperti di luar negeri dengan baik. Dengan begitu tidak ada lagi pemukiman kumuh yang bertebaran dimana - mana dan kesenjangan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun