“Tiap kali kuhadapi masalah-masalah besar, yang kupanggil adalah anak muda” (Umar Bin Khattab RA, Khalifah ke-2). Pemuda adalah aset bangsa yang tak ternilai harganya, ditangan pemudalah bangsa ini dipertaruhkan. Bila kita ingin melihat kemajuan suatu bangsa maka lihatlah pemudanya. Tidak jarang para tokoh nasional sering menggaungkan hebatnya peranan pemuda dalam membangaun masyarakat dan bangsa. Ir. Soekarno sebagai funding father dan bapak proklamator sering kali mengobarkan semangatnya dengan berucap “Berikan aku 10 pemuda maka akan aku hentakan dunia ini”. Begitu hebatnya peranan pemuda dalam menggerakan dan mengawal berdirinya suatu kedaulatan bangsa.
Kita pasti ingat akan kekuatan sumpah pemuda yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 diBatavia(Jakarta), Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air indonesia", "Bangsa Indonesia", dan "bahasa indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan indonesia", dan agar disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan" pada saat itu. Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah umat muslim terbesar dunia sudah sepatutnya menjadi garda terdepan dalam mengawal dan menggerakan kemajuan suatu bangsa.
Mereka adalah tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Dikarenakan dia mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Dan suatu umat tidak runtuh –seringkali - kecuali ada di pundak para pemuda yang punya kepedulian dan semangat menggelora. Musuh-musuh Islam telah mengetahui hakekat ini, maka mereka secepat mungkin membuat rintangan di jalannya atau merubah cara pandang (hidupnya). Baik dengan memisahkan dari agama atau menjauhkan dari kedekatan mereka diantara ulama’ dan masyarakat. Dan pendapat yang benar di umatnya atau dengan memberikan label yang membuat mereka lari atau dengan memberi sifat yang tidak benar. Mengkaburkan image yang Allah terangi pandangan mereka dalam masyarakatnya atau membuat profokasi (buruk) dari sebagian pemerintahan.’ (Fatawa Syekh Ibnu Baz, 2/365).
Kita semua mengetahui bahwa pemuda Islam mempunyai peran yang sangat penting, kegiatan yang sangat strategis untuk membangkitkan dirinya dari apa yang diinginkan kepadanya agar menjadi penjaga agama terhadap apa yang hampir (mengenai dirinya).
Diantara peran tersebut adalah mempelajari dan mengetahui ilmu agama islam, seperti telah disebutkan dalam ayat suci al Qur’an.
“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. Az-Zumar/039: 009).
Tidak sebatas sampai disitu, mereka yang belajar dan mengajarkan ilmu agama yang diperolehnya tersebut, maka Allah akan meninggikan diantara mereka beberapa derajat. Hal itulah yang diungkapkan dalam ayat suci al Qur’an. “....maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat., dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S : al Mujadalaj/058: 011)
“Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah). Maka mengetahui, belajar dan mengajarkan ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim, tidak mungkin orang bodoh memahami agamanya. Tidak mungkin juga membela agamanya dalam keadaan bodoh dan tidak berilmu. Oleh karena itu bagi para pemuda, hendaklah bersegera untuk keluar dan belajar menambah ilmu pengetahuan, mengakses informasi sebanyak-banyaknya. Islam telah mengajarkan bahwa, tiada belajar yang lebih selain belajar ilmu al Qur’an dan mengamalkannya.
Berbicara akan hakikat dan tangungjawab pemuda islam dalam pengembangan masyarakat seakan tidak pernah usai. Artinya begitu banyaknya peranan pemuda yang dapat diwujudkan dan dikontribusikanan untuk membangaun masyarakat, bangsa, dan negara. Selain mencari ilmu seperti yag disebutkan diatas, kontribusi positif yang bisa pemuda berikan adalah dengan berdakwah mengajarkan ilmu Allah dan mengajarkan orang-orang untuk ikut mengajarkan agama Allah. Seperti dijelaskan dalam al Qur’an. Allah SWT. berfirman,
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (SQ. Ali Imroh/003: 104).
Berdakwah dan mengajarkan adalah zakatnya ilmu. Maka wajib bagi orang yang menuntut ilmu agama untuk menyampaikan kepada umat yang lainnya, dan memberikan saham agar dapat memberikan hidayah orang kafir masuk Islam serta memberikan hidayah orang yang berbuat kemaksiatan menuju istiqamah (dalam kebaikan beragama). (http://islamqa.info/id/139818)
Hal itulah sebagaimana dicontohkan oleh sahabat Usamah bin Zaid. Umurnya masih 18 tahun, ketika Rasulullah mengangkatnya secara langsung sebagai commander of war (komandan perang) pasukan Islam untuk menyerbu wilayah Syam. Padahal diantara prajuritnya terdapat orang yang lebih seniaor dan berpengalaman dari dirinya, seperti Abu Bakar, Umar Bin Khattab dan sahabat Rasulullah lainnya.
Usamah Bin Zaid adalah tauladan pemuda muslim dunia yang telah menorehkan tinta emas sejarah Islam. Selain Umar Bin Zaid, terdapat pemuda muslim cemerlang dan luar biasa lainnya seperti Tariq bin Ziyad yang kuat, Abdullah bin Mas’ud yang amanah, Abdullah bin Abbas yang berilmu, Zaid bin Tsabit yang cerdas, Ali bin Abi Thalib yang perkasa, Muhammad al-Fatih sang penakluk dan tentu masih banyak tokoh pemuda muslim hebat lainnya. Sejarah hidup mereka penuh dengan kegemilangan dalam kontribusi mereka bagi dunia dan Islam, sehingga Islam dengan kehendak Allah SWT pernah mencapai masa kejayaannya. (http://fullerena.blogspot.com/2013/03/peran-pemuda-muslim-dalam-membangun-umat.html)
Dari masa kemasa sosok pemuda memiliki andil serta peranan yang sangat penting terkait dengan masalah peradaban universal, seperti yang telah disebutkan diatas, termasuk dalam membangun umat. The best agent of change merupakan frase yang paling tepat menggambarkan sepak terjang pemuda dalam perspektif sejarah Islam maupun dunia. Dalam kacamata sejarah peradaban Islam, pemuda merupakan tonggak kebangkitan umat serta sumber kekuatan pembela terhadap aqidah dan ideologi. Islam tak bisa di lepaskan dari pemuda, karena Islam itu sendiri tumbuh dan besar karena banyaknya pemuda berkualitas didalamnya sebagai kader-kadernya.
Bertahun-tahun Islam di buat bangga dengan kehadiran pemuda berkualitas sebagai kader-kadernya, namun dewasa ini pemuda-pemuda Islam tampak kehilangan arah, mengalami stagnasi kreatifitas, keluar dari rotasi fitrahnya, dan kehilangan figur teladan dalam kehidupan. Saat ini banyak diantara pemuda kaum muslimin terjerat virus globalisasi yang akhirnya menghilangkan sosok-sosok pemuda luar biasa sepanjang sejarah Islam. Bahkan yang disebarluaskan adalah artis-artis yang merupakan produk kefanaan dunia. Kehilangan sosok tauladan berakibat pada meniru tingkah laku barat yang tidak baik dan bertabiat buruk. Mulai dari hedonisme, hura-hura, foya-foya, pacaran, dll. Hal tersebut sangat menyedihkan mengingat cuplikan sejarah pemuda yang begitu impresif dalam bentang sejarah peradaban Islam dan dunia.
Jika dahulu Islam pernah mencapai masa kejayaannya (the golden of age Islam), maka saat ini waktu adalah yang sangat tepat untuk mengupayakannya kembali, menghadirkan islam yang jaya dan Indonesia yang sejahtera. Sekali mutiara tetaplah mutiara, yang perlu kita lakukan sebagai seorang pemuda muslim adalah mengangkat mutiara yang telah lama berada dalam kubangan lumpur tersebut.
Untuk membangun umat dan mengupayakan kembali kejayaan Islam, pemuda muslim yang akan mengambil peranan tersebut. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum.Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses informasi. (GenerasiMudaAnakKalbar/posts/).
Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, dan budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, serta kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa. (GenerasiMudaAnakKalbar/posts/).
Dalam proses pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional. Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, keadilan, partisipatif, kebersamaan, kesetaraan, dan kemandirian.
Tanggungjawab itulah yang berusaha diwujudkan oleh pemuda islam Indonesia untuk mewujudkan islam yang jaya dan Indonesia yang sejahtera. Banyak sekali peran pemuda dalam membangun umat, tetapi berdasarkan kondisi saat ini peran pemuda dalam membangun Islam antara lain:
Pertama, pemuda sebagai inisiator persatuan umat islam
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Perpecahan yang terjadi pada umat Islam, para ulama, dan para syaikhnya, serta para pemimpin dan pembesarnya sangat disukai oleh musuh-musuh Islam. Dan, hal itu bisa terjadi lantaran mereka meninggalkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Gerakan-gerakan sosial yang diinisiasi oleh pemuda-pemudi Indonesia sangatlah banyak dan beragam jumlahnya, mulai dari sosial kemasyarakatan, program sosial, program lingkungan, dan tentunya masih banyak ide-ide kreatif dari pemuda islam Indonesia yang bisa dan telah dikontribusikan untuk indonesia. Indonesia tidak akan pernah merdeka jika dahulu tidak ada semangat persatuan yang di inisiasi oleh pemuda. Begitu pula dengan umat Islam, tidak akan pernah mencapai kejayaan jika pemudanya tidak menjadi inisiator persatuan umat. Persatuan adalah hal yang penting dan mendesak dalam kehidupan umat Islam, terlebih ketika umat dalam kondisi berjuang.
Apabila dulu dengan semangat anti kolonialisme Soekarno pernah menggabung seluruh bangsa-bangsa terjajah didunia dalam sebuah gerakan internasional, maka sekarang para pemuda muslim juga harus mewarisi semangat tersebut agar umat Islam tidak dibuat panik oleh krisis, agar umat Islam tidak dibuat bertengkar oleh masalah-masalah kecil, agar umat Islam tidak dibuat terpecah-belah oleh perkara-perkara yang membuat umat Islam tidak akan pernah menjadi umat yang besar, agar umat Islam tidak terpisah oleh sekat-sekat kecil dan tipis diantara mereka.
Kejayaan Islam dahulu adalah karya akumulatif antar generasi, kejayaan umat Islam tidak akan pernah berdiri hanya dengan darah satu pemuda, hanya dengan air mata satu pemuda, hanya dengan ide satu pemuda, oleh karena itu yang diperlukan oleh umat muslim dimasa depan bukanlah seorang pemuda, tetapi suatu persatuan pemuda dan gerakan yang menginiasi persatuan umat Islam khususnya.
Kedua, pemuda sebagai pembaharu media
Sayyid Qutb berkata “Satu peluru hanya dapat menembus satu kepala, tetapi satu tulisan dapat menembus 1000 kepala”. Ghazwul Fikr (perang pemikiran yang bertujuan mengikis nilai-nilai ke-Islaman seseorang) dilancarkan melalui media. Pihak yang mampu menguasai media akan menang. Oleh karena itu medan perang sesungguhnya bagi para pemuda muslim bukanlah lapangan untuk bertempur, tetapi media. Karena dizaman modern saat ini, kekuatan dan ketajaman untuk menjadikan dan mengomunikasikan ide kreatif dan imajinatif adalah suatu keniscayaan, maka jika kita tidak siap menerimanya maka kita akan kalah dalam pertempuran tersebut.
Media yang cukup memberikan pengaruh besar bagi masyarakat adalah surat kabar dan Televisi. Surat kabar karena media ini merupakan media cetak periodik yang sangat terjangkau, mudah didapat, beritanya aktual, dan terbit setiap hari(jarak periode terbitnya sangat dekat). Memang semakin dekat jeda waktu terbitnya suatu media semakin besar pula efek yang dihasilkan. Sedangkan televisi, adalah media yang memiliki pengaruh tertinggi hingga saat ini karena televisi adalah media yang melibatkan indera terbanyak bagi audiensnya. Dengan menggunakan audio dan visual, televisi mampu mempengaruhi lebih kuat pada emosional seseorang.
Disinilah peran pemuda muslim sebagai pembaharu media sangat dibutuhkan, mengingat media mengarahkan umat Islam kepada isme-isme dan isu-isu yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Kreatif, pemberani, semangat yang berkobar, selalu ingin tahu, dan mendobrak batas adalah ciri khas pemuda islam Indonesia yang dapat disalurkan melalui media.
Ketiga, pemuda sebagai pengusaha berbasiskan syariah
Nabi Muhammad SAW telah terlibat bisnis Internasional dengan pamannya (Abu Thalib) sejak berumur 12 tahun, kemudian memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun beliau memulai usahanya sendiri. Pekerjaan ini terus dilakukan hingga beliau menerima wahyu ketika berumur 37 tahun. Dengan demikian, Rasulullah telah berprofesi sebagai pedagang/entrepreneur selama ±25 tahun dibandingkan dengan masa kenabiannya selama ±23 tahun. Dari sinilah kita diajarkan semangat kewirausahaan oleh Nabi Muhammad SAW. Maka tidak heran jika saat ini pemerintah Indonesia tidak tangung-tanggung untuk mengeluarkan dana demi terlaksananya entrepreneur-entrepreneurship muda Indonesia yang handal dan berwawasan luas. Apalagi menyambut MEA 2015, masyarakat Indonesia mau tidak mau harus bersentuhan dengan dunia perbankan baik dalam sekala mikro LKM/Koperasi maupun sekala maksro Perbankan dan sektor penunjang yang lain.
Dalam Islam, semangat wirausaha justru terlihat begitu sangat jelas. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja dengan tangannya sendiri. Dalam bentangan sejarah, Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah pelaku bisnis yang sukses. Memang, salah satu aspek kehidupan Nabi Muhammad SAW yang kurang mendapat perhatian serius adalah kepemimpinan beliau di bidang bisnis dan Entrepreneurship. Muhammad SAW lebih dikenal sebagai seorang rasul, pemimpin masyarakat, dan pemimpin militer. Padahal, sebagian besar kehidupannya sebelum menjadi utusan Allah SWT adalah sebagai seorang pengusaha atau Entrepreneur.
Indonesia memiliki tokoh-tokoh agama sekaligus pengusaha sukses, seperti tokoh nasional Dr (HC) Khaorul Tanjung dengan CT Grupnya yang berhasil menyasar diberbagai bidang seperti perbankan dengan BANK Mega Syariah-nya, pusat perbelanjaan Carrevour yang awalnya adalah milik asing yang akhirnya semua sahamnya dibeli oleh CT, tidak hanya itu Choirul Tanjung juga berhasil mengembangkan bisnisnya di media dengan Trans TV dan Trans 7 sebagai perusahaan yang bergerak dimedia televisi.
Bahkan dalam sejarah gerakan kemerdekaan Indonesia dikenal tokoh-tokoh agama yang terhimpun dalam SDI (Syarikat Dagang Indonesia). Disinilah pemuda dapat ikut andil dalam membangun umat dengan menjadi pengusaha yang berbasiskan syariah.
Jika ada warisan dari orang bijak seperti Rasulullah, kita juga mendapatkan warisan dari seorang bijak yang lain yakni Umar bin Khattab, beliau pernah mengatakan “Tiap kali kuhadapi masalah-masalah besar, yang kupanggil adalah anak muda”. Umat Islam saat ini sedang menghadapi masalah yang serius dan yang bisa menyelesaikan masalah yang serius ini adalah pemuda muslim.
Tentunya untuk mewujudkan manusiaa pilihan dan pemuda-pemuda harapan bangsa dibutuhkan tekad bulat untuk bersama-sama berubah kearah yang lebih baik, bermanfaat bagi masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia. Oleh sebab itulah pembekalan dan penguatan SDM harus lebih dikuatkan diakarnya, sama seperti halnya kita membangaun gedung yang, sebelum gedung tersebut kita wujudkan menjadi gedung yang menjulang tinggi, maka pondasinya harus kuat terlebih dahulu. Oleh sebab itu pemuda harus memiliki sikap dan mental sebagai seorang petarung yang siap untuk bertembur kapan dan dimanapun dia akan bertempur.
Optimisme dalam membangun suatu bangsa harus terus tertanamkan dalam jiwa-jiwa anak muda dan seluruh penduduk indonesia. Meskipun baru sedikit, namun ini akan bernilai positif dan berdampat sangat besar. Ungkapan yang demikian sama halnya ketika kita belajar filsafat, “pada awalnya adalah sebuah biji yang kecil, hingga akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi pohon rindang yang besar dan kuat”. Seperti halnya cita-cita bangsa ini, walaupun saat ini masih sebatas cita-cita, namun dibalik cita-cita tersebut terkandung potensi yang sangat besar untuk berkembang dan tumbuh semakin kuat.
Dibawah inilah beberapa kiat-kiat yang bisa dilakukan oleh pemuda islam Indonesia untuk terus berkontribusi untuk masyarakat Indonesia yang lebih baik, anata lain;
Pertama, Sabar atas gangguan orang, Allah berfirman –lewat nasehat Luqman ketika menasehati anaknya,
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S. Luqman/031: 017).
Merupakan suatu keniscayaan, bahkan tidak dapat dipungkiri seringkali seorang da’i/pendakwah ditimpa gangguan perkataaan atau perbuatan yang tidak mengenakan hatinya. Hal itu jangan sampai menjadi penghalang dalam melanjutkan dakwah kepada manusia yang lain. Agar diketahui bahwa para Nabi dan para utusan telah menimpah kepada mereka hal serupa sangat banyak sekali, sementara dia tetap berjalan dalam petunjuk dan jalannya, maka hendaklah bersabar dan mengharap (pahala).
Kedua, mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nya, Pemuda muslim adalah yang mereka yang taat kepada Tuhan-Nya. Tidak mendengar perintah agama, melainkan dia yang pertama kali melaskanakannya. Dan tidak juga larangan melainkan dia yang pertama kali menjauhinya. Layak bagi pemuda semacam ini mendapatkan pahala di hari kiamat di bawah naungan Arsy Tuhan-Nya diwaktu matahari sangat dekat panasnya di atas kepada orang-orang.
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW bersabdah: “Tujuh (golongan) yang Allah naungi di hari yang tidak ada naungan melainkan naungan dari-Nya, Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ketaatan kepada Tuhannya..” (Muttafaq’alaihi).
Ketiga, Penyucian diri, (tazkiyatun nafs). Diantara kebutuhan pemuda muslim, dan kita harus memberi nasehat kepadanya, hendaknya menjadikan dirinya mempunyai waktu untuk penyucian (jiwa). Sehingga dirinya lebih semangat untuk mendidik dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang mudah untuk dilaksanakannya seperti qiyamul lail, puasa di hari-hari utama, memperbanyak membaca wirid dan zikir harian. Ini adalah bekal pemuda agar tetap konsisten dalam jalan hidayah Allah SWT. Disertai komitmen sabar dari sesuatu yang diharamkan, menjaga pendengaran dari kemungkaran. Begitu juga anggota tubuh lainnya terjaga dari terjerumus apa yang menjadi marah Tuhan-Nya dan tidak rela dari-Nya.
Diantara yang selayaknya dijaga oleh pemuda muslim pada masalah ini adalah menjaga diri, sebagai realisasi dari Nabi Muhammad SAW. ketika berujar kepada pemuda: “Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai.’ (HR. Muttafaq’alaihi).
Kata ‘Al-Baah’ adalah kemampuan biaya pernikahan diantaranya mahar dan nafkah. Dan kata ‘Al-Wija’ adalah perisai, karena puasa dapat melemahkan gejolak nafsu.
Keempat, Berkumpul di sekitar para ulama dan orang-orang sholeh, Allah SWT berfirman,
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” (Q.S. An-Nisaa/004: 083).
Pemuda muslim harus senantiasa mengikuti perasaan dan semangatnya serta berjalan sesuai dengan jalan dan hidayah Tuhan-Nya atas arahan para ulama’, para pakar yang mempunyai ilmu luas, dan hasil dari pengalaman yang bermanfaat. Sehingga mengikuti jalan sesuai dengan nasehatnya, bekerja atas musyawarah darinya. Diharapkan hal itu lebih banyak bermanfaat untuk umat dan agamanya. Hal itu lebih terjaga dari propaganda membelokkan risalah kebenaran yang ditujukan kepada para pemuda dan (dapat) menyebarkan cahaya (kebenaran) di muka bumi, hingga akhirnya pembangunan manusia akan terwujud dan pada gilirannya kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa akan terealisasi.
Kelima, Hendaknya menjadi contoh bagi orang lain, Ini adalah kondisi pencari ilmu, para da’i yang berjuang dijalan Allah. Maka pemuda muslim yang mengajarkan manusia dan mendakwahkan. Hendaklah jangan menyalahi perbuatan dari ucapannya. Bahkan dia selayaknya berakhlak mulia seperti yang telah dia serukan pada setiap dakwahnya, melaksanakan ketaatan yang dia anjurkan kepada orang-orang. Pada intinya dia harus bersikap dan memberikan percontohan kepada orang lain agar bisa mengikuti dirinya, yakni dalam (mengemban) amanah, istiqomah, kejujuran, menjaga diri dan akhlak wajib serta mengutamakan akhlak mulia lainnya.
Keenam, Bangga dengan agamanya dan tidak mengikuti orang-orang kafir. Allah SWT berfirman dalam poin ini dan sebelumnya,
4Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya. "Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada Engkaulah kami kembali." 5. "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. dan ampunilah kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". 6. Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. dan barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(Q.S al Mumtahanah/060: 4-6).
Oleh karena itu, peran penting bagi pemuda Islam adalah hendaklah dia bangga dengan agamanya. Tidak malu menampakkan syiar-syiar (agama). Tidak pura-pura ketika menunaikan ibadak kepada Penciptanya. Hal itu dapat membuat benci di hati orang-orang kafir. Prilakunya jangan menyerupai penampilan, begitu juga dalam pakaiannya. Hal itu menjadi panutan bagi para pemuda lain yang hanya ikut-ikutan budaya jelek barat yang kafir.
Ketaujuh, berjihad dan mendermakan jiwa kepada masyarakat. Umat Islam membutuhkan kekuatan pemuda Islam, oleh karena itu pemuda mengerahkan dirinya dengan mudah di jalan-Nya untuk mengagungkan agama-Nya. Ketika orang kafir menyerang negara Islam, maka secepat (mungkin) mempertahankan dan membela kehormatan umat Islam. Ketika keluarga dirampas, maka dia melindungi dan menjaganya. Dia dalam setiap kondisi sebagai tentara Islam.
Dia terlihat dimana saja ketika dibutuhkan aktifitas dan kekuatannya. Sehingga dia dermakan seluruh jiwa tenaga dan pikirannya dengan murah kepada Tuhan-Nya. Teladanya akan hal itu adalah pemuda muslim dari kalangan para sahabat yang mulia. Seperti Ali bin Abi Tholib yang tidur di ranjang Nabi sallallahu’alaihi wa sallam di malam hijrahnya. Abdullah bin Abu Bakar radhiallahu’anhu dimana beliau mencari kabar Quraisy dan memberitahukan kepada Nabi sallallahu’alaih wa sallam dan Abu Bakar radhillahu’anhu. Seperti Usamah bin Zaid radhiallahu’anhuma ketika memimpin pasukan di dalamnya ada para shahabat senior radhiallahu’anhum.
Harapannya melalui tri fungsi dan peran utama pemuda sebagai penggerak dan inisiator sebuah masyarakat, bangsa, dan negara mampu merelalisasikan cita-cita luhur para founding father negara ini. Melalui proses mentoring dengan pendekatan nilai-nilai rohani dalam penggabungan tiga aspek kecerdasan manusia (IQ, SQ, EQ). Semoga ini generasi islam Indonesia menjadi tumpuan awal dalam membentuk generasi mudah yang unggul, berguna bagi nusa dan bangsa. (kh)
SyaikhAbdul Aziz bin Abdullah bin Baz(bahasa arab: عبد العزيز بن باز) adalah seorang ulama kontemporer yang ahli dibidang sains Hadits, Aqidah, dan Fiqih. lahir di Riyadh -Arab Sauditahun 1909 M/1330 H. Diakses dari wiki/Abdul_Aziz_bin_Abdullah_bin_Baz
Nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah :Ini tidak boleh ditiru, Karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat An Nisa ayat 48).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H