Ingin rasanya kubawakan setangkai mawar yg kupetik dari surga,
tuk kusematkan di anak rambutmu yang slalu menutupi wajahmu, biar nampak sedikit rupamu.
Rupa gadis utuh seperti asalmu.
Aku bukanlah Shakespeare si penakluk gadis,
bukan pula si Samson yg mampu melindungi Delilah,
aku hanyalah aku yg cuma punya keberanian dan keinginan melindungimu.
Mengasihimu adalah cita2ku,
melindungimu adalah janjiku
dan mencintaimu adalah usahaku utk mewujudkan semuanya.
Kamu sumber inspirasiku manulis puisi ini,
kamu sumber ilham kata-kata cintaku.
Sadarkan aku wahai Dewi Cinta..
mungkin diriku terlalu kerdil tuk bisa menggapai cintanya,
terlalu lemah tuk memetiknya,
namun ku kan tetap berusaha memetiknya dengan kekuatan cinta yg sebenarnya.
Diammu adalah jawabanmu yg paling sempurna
Menundukmu adalah keputusanmu yg paling bijaksana
dan senyummu adalah jawabanmu yang paling kuterima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H