Mohon tunggu...
Santi Rizkiyanti
Santi Rizkiyanti Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Jember, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), Kosentrasi Ekonomi Moneter Angkatan 2012.

Selanjutnya

Tutup

Money

Koperasi Sebagai Subtansi Bank Pertanian Indonesia (BPI)

15 Juni 2015   14:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 

Oleh Santi Rizkiyanti dan Widya Astyoka

 

 

Perhimpunan Bank Swasta Nasional (Perbanas) menilai Indonesia harus memiliki bank khusus sebagai bank infrastruktur, pertanian, dan ekspor impor. Ketua perbanas, Sigit Purnomo, mengusulkan bahwa Indonesia harus memiliki bank khusus yang berperan sebagai agent of development diluar bank umum dan BPR. Sumber dana yang akan digunakan nantinya berasal dari pihak ketiga layaknya bank umum. Usulan tersebut diharapkan dapat dituangkan dalam perubahan UU perbankan yang nantinya akan memberikan ruang bagi perbankan khusus untuk tumbuh. 

 

Bank khusus pertanian tidak cocok dengan kondisi Indonesia saat ini

Dalam kaitannya dengan pendirian bank khusus pertanian, terdapat wacana yang menyatakan pentingnya pendirian bank pertanian bagi pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia. Wacana pendirian bank ini memang sudah lama menjadi perbincangan oleh pelaku ekonomi Indonesia. Terlebih lagi Ketua Perbanas kembali mengusulkan pembentukan bank khusus pada diskusi publik OJK Watch di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin (17/3/2014) yang memicu pertanyaan kembali terkait urgensi dari pembentukannya.

Sebenarnya, pembentukan bank khusus pertanian yang dicanangkan bernama Bank Pertanian Indonesia (BPI) ini dilandasi oleh beberapa kebutuhan. Tujuan utama pembentukannya adalah meningkatkan sekor pertanian melalui peningkatan kredit yang diberikan. Pemberian kredit melalui BPI ini akan memenuhi kebutuhan modal, lebih fokus, mengurangi moral hazard (keadaan yang berkaitan dengan sifat, pembawaan dan karakter manusia yang dapat menambah besarnya kerugian dibanding dengan risiko rata-rata) kredit program, dan dapat mengakselerasi pembangunan sektor pertanian dimana sumber dana yang diperoleh rencananya bersumber dari orang ketiga layaknya bank umum.

Hal yang perlu dipertanyakan sekarang adalah apakah pendirian bank khusus pertanian ini sudah cocok dengan keadaan ekonomi di Indonesia khususnya bidang pertanian? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus mengenal bagaimana perkembangan dari sektor pertanian. Indonesia dikenal sebagai negara agraris sejak dahulu, tetapi pada kenyataannya sektor pertanian Indonesia masih jauh dari kata revolusi. Banyaknya petani tradisional di pedesaan dan kurangnya pengetahuan menjadi salah satu alasannya.

Sejatinya, peran bank pertanian Indonesia dapat berjalan efektif jika semua pelaku pertanian mampu terjaring dalam sistem perbankan ini. Keberadaan petani Indonesia yang didominsi oleh petani lokal yang masih menggunakan cara tradisional pada prakteknya akan sulit untuk terjaring didalamnya. Petani lokal yang tak megerti bagaimana sistem perbankan berjalan akan acuh terhadap BPI. Terlebih lagi tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk pendirian dan pengolahan Bank Petani Indonesia menjadikan wacana ini terlihat kurang efektif. Lebih dari itu, belum jelasnya definisi, fungsi, dan tujuan pendirian bank khusus pertanian ini perlu dikaji ulang agar keberadaannya dapat memberikan efisiensi dan efektifitas bagi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun