Oleh: Santi Rizkiyanti*)
Krisis ekonomi Yunani yang berkepanjangan masih terasa hingga saat ini. Kebutuhan Yunani untuk memperoleh suntikan dana teus meningkat, hingga pemerintah Yunani menawarkan gagasan reformasi ekonomi kepada kreditur Eropa, sebagai bagian untuk memperpanjang dana talangan ketiga selama empat bulan. Pemerintah Yunani terus meyakinkan pada kreditur Eropa agar gagasan tersebut dapat dipenuhi, sementara pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan efisiensi para pegawai sipil dan menekan adanya kegiatan penghindaran pajak. Para menteri keuangan UE (Uni Eropa) telah menentukan lima syarat untuk keberlangsungan dalam mendukung keuangan Yunani melalui kontribusi negara-negara anggota UE. Secara garis besar, persyaratan tersebut menginginkan Yunani untuk melakukan perbaikan ekonomi dan menyelesaikan semua kewajiban finansial terhadap negara-negara UE dan IMF.
Ekonomi Politik Antar Negara Butuh Regulasi Koordinasi
Syarat-syarat yang diajukan Uni Eropa (Jerman, selaku kreditor utama) tentunya dimaksudkan untuk membantu menstabilkan keuangan Yunani, dengan mendorongnya untuk lebih aktif dalam melakukan perbaikan dan pengendalian sistem keuangan serta mendesak agar perjanjian yang telah disepakati harus dipenuhi sepenuhnya, dengan harapan Yunani dapat mengakhiri dana talangan tersebut. Jika Yunani masih belum dapat memperbaiki struktur perekonomiannya, diperkirakan akan mendepak Yunani dari Uni Eropa, dan hal ini akan mempengaruhi perekonomian mereka, karena sebagian besar negara-negara Eropa memegang surat utang pemerintah Yunani. Sehingga dapat diperkirakan Eropa akan mengalami perlambanan dalam pemulihan ekonomi, dan secara tidak langsung akan menjadi penyakit baru bagi perekonomian di negara-negara lain, khususnya negara-negara yang memiliki pasar ekspor di Eropa.
Bagaimana dengan Indonesia? Tentu hal ini menjadi salah satu faktor eksternal atas perlemahan rupiah terhadap dolar AS yang menyentuh Rp13.000 bahkan gejolak Yunani juga sempat membuat bursa saham Asia mengalami penurunan. Cukup pelik memang, maka masalah ini membutuhkan koordinasi yang dapat meredam guncangan finansial antar negara. Diharapkan dengan disetujuinya dana talangan ketiga, Yunani dapat memperbaiki perekonomian seperti pengangkatan kemiskinan, serta dipenuhinya persyaratan dari UE agar Yunani segera membayar utang jangka pendek UE dan IMF yang jumlahnya 175-180 persen melebihi GDP. Koordinasi dalam Uni Eropa juga harus kuat untuk membantu perekonomian dan masalah finansial Yunani, sehingga hal ini tidak akan menyebar dan mempengaruhi perekonomian di negara-negara lain.
Eksplorasi Budaya Yunani
Negara-negara di Eropa dikenal dengan arsitektur dan kebudayaan yang cukup unik. Salah satu negara tersebut adalah Yunani yang dikenal dengan negara para dewa, mengingat banyaknya peninggalan situs-situs arkeolog. Dari segi historis negara ini cukup menawan, khususnya bagi pecinta arkeolog ataupun sejarawan. Cerita-cerita dewa (mitologi Yunani kuno) dan deretan bangunan klasik tentu memiliki daya tarik tersendiri, hal ini harusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Yunani dengan mengalokasikan dan talangan tersebut untuk mengeksplore dan mempromosikan corak budaya negaranya.
Sektor pariwisata akhir-akhir ini cukup berkembang pesat di berbagai negara, sehingga memungkinkan Yunani untuk lebih meningkatkan sektor tersebut agar dapat memberikan nilai ekonomis bagi negara. Yunani dapat bercermin pada sektor pariwisata Thailand, yang semakin memiliki kontribusi besar bagi perekonomian Negeri Seribu Pagoda tersebut, yaitu kontribusi sektor pariwsatanya sebesar 17% di tahun 2013, yang sebelumnya berkisar sebesar 16,6% pada tahun 2012 (mengalami peningkatan sebesar 2,41%).
Ekonomi pariwisata Yunani jika dikembangkan dengan baik dan didorong dengan peningkatan jumlah wisatawan asing akan memberikan kontribusi pada cadangan devisa negara, sehingga Yunani dapat menggunakan cadangan devisa tersebut untuk menopang perekonomian dan untuk membayar kewajiban atas dana talangan kepada Uni Eropa dan IMF, atau pihak lain yang terkait.
Public Service Dorong Permintaan SDM
Meningkatnya sektor pariwisata secara tidak langsung akan meningkatkan permintaan terhadap public service seperti akomodasi, restoran ataupun transportasi. Peningkatan permintaan tersebut tentunya akan dapat membuka lapangan kerja dengan daya serap yang cukup besar. Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia juga dapat menjadi inspirasi bagi Yunani. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor wisata, Indonesia mulai menawarkan berbagai bentu paket perjalanan dan pariwisata, seperti kebijakan pemerintah (Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2011) untuk membebaskan visa untuk ke 5 negara (Cina, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Rusia) yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, dan diharapkan dapat menghasilkan devisa.
Arkeolog dan bangunan Yunani Kuno akan menjadi peluang penting bagi Yunani untuk meningkatkan sektor pariwisata, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Salah satu pepatah Yunani yang mampu menggambarkan permasalahan ekonomi Yunani adalah “Fluctuat nec mergitur” yang berarti terombang-ambing tapi tak tenggelam. Selama Yunani mampu memanfaatkan dana talangan dan potensi sumber daya yang ada dengan baik dan bijak, maka tidak dipungkiri perkonomian Yunani akan tumbuh lebih baik. Satu hal yang selalu diinginkan semua negara adalah perekonomian yang stabil dengan pertumbuhan yang optimal, termasuk dengan Yunani ataupun bagi perekonomian di tanah air (Indonesia).
*) Santi Rizkiyanti, Mahasiswi Konsentrasi Moneter, Jurursan IESP, Universitas Jember, Angkatan 2012.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H