Saya cenderung memilih jalan tengah. Tetap pada koridor antrofososfi tetapi dengan pemilahan. Bagi saya, ada domain yang bisa diterjemahkan dengan common sense dan pengetahuan dan ada domain yang tidak atau belum bisa dijelaskan. Jalan tengah ini tetap menjadikan akal budi piranti utama dalam merefleksikan realita dan pengetahuan, tetapi tidak menafikkan diskursus mengenai teologi. Di saat tertentu teologi dan kosmologi adalah dua sisi mata uang, tetapi di saat yang lain kosmologi berada pada kamarnya sendiri.Â
Â
 Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!