Mohon tunggu...
Indra Agung Saroso
Indra Agung Saroso Mohon Tunggu... -

saya Indra Agung Saroso

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Depresi Berujung Maut

7 April 2015   23:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:24 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat beberapa berita pekan ini banyak terjadi peristiwa bunuh diri di Indonesia dari kalangan masyarakat biasa hingga aparatur Negara separti Arifin menembak kepalanya memakai pistol jenis revolver SNW kaliber 38 di ruang Unit Provost Polsek Manggala, sekitar pukul 07.50 Wita, Sabtu, 4 April 2015, sehari sebelumnya, Bripka Oktaviano, 35 tahun, Kepala Unit Provost Polsek Juli Bireuen, Aceh, ditemukan tewas bersimbah darah di kamar tidur rumah mertuanya di Dusun Selatan, Desa Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, pada Jumat, 3 April 2015. Korban diduga bunuh diri dengan menembak kepalanya setelah sembahyang Jumat. Belum diketahui motif bunuh dirinya. Dan kematian satu keluarga yang diduga bunuh diri di Dusun Morangan, Desa Minggiran, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sebelumnya diberitakan, Yudi Santoso (bapak), Fajar Retno (ibu) dan Theola Nadifa anaknya yang masih kelas 1 SD ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dalam kamar rumah yang mereka tempati di Dusun Morangan, Jumat 3 April lalu.

Kejadian seperti ini kerap terjadi dikarenakan bebrapa hal yakni salah satu adalah stress atau deprisi yang dialami oleh seseorang, stress merupakan suatu ganguan jiwa pada tahap awal namun sangat berakibat fatal bagi penderitanya. Gangguan jiwa adalah suatu ketidak beresan kesehatan dengan manifestasi-manifestasi psikologis atau perilaku terkait dengan penderitaan yang nyata dan kinerja yang buruk, dan disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisis, atau kimiawi.

Gangguan jiwa mewakili suatu keadaan tidak beres yang berhakikatkan penyimpangan dari suatu konsep normatif. Setiap jenis ketidakberesan kesehatan itu memiliki tanda-tanda dan gejala-gejala yang khas. Setiap gangguan jiwa dinamai dengan istilah yang tercantum dalam PPDGJ-IV (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi IV) atau DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th edition with text revision). Kendati demikian, terdapat pula beberapa istilah yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan gangguan jiwa

Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga, secara somato-psiko-sosial. Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang patologik dari unsur psikis. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan, usia dan Jenis Kelamin, keadaan fisik, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia, dan sebagainya.

Biarpun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di fisik (somatogenik), dilingkungan sosial (sosiogenik) ataupun di psikis (psikogenik). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan fisik ataupun jiwa. Umpamanya seorang dengan depresi, karena kurang makan dan tidur daya tahan fisiknya mengalami penurunan sehingga mengalami penyakit fisik.

Sebaliknya seorang dengan penyakit fisik misalkan kanker yang melemahkan, maka secara psikologisnya juga akan menurun sehingga kemungkinan mengalami depresi. Penyakit pada otak sering mengakibatkan gangguan jiwa. Contoh lain adalah seorang anak yang mengalami gangguan otak (karena kelahiran, peradangan dan sebagainya) kemudian menjadi hiperkinetik dan sukar diasuh. Ia mempengaruhi lingkungannya, terutama orang tua dan anggota lain serumah. Mereka ini bereaksi terhadapnya dan mereka saling mempengaruhi. Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :

Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :


  • inteligensi
  • hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
  • kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
  • Konsep diri : pengertian identitas diri sendiri versus peran yang tidak menentu
  • Keterampilan, bakat dan kreativitas
  • Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
  • Tingkat perkembangan emosi

Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)


  • Kestabilan keluarga
  • Pola mengasuh anak
  • Tingkat ekonomi
  • Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
  • Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai
  • Pengaruh rasial dan keagamaan
  • Nilai-nilai

Adapun beberapa usaha untuk menghindari stress berlebih yang terjadi pada anda yakn;

Olahraga Cukup dengan berlajan - jalan atau jogging kurang lebih 15-25 menit 4 hari seminggu dapat membantu tubuh anda menghilangkan adrenalin dan menghasilkan endorfin  atau disebut obat penenang alami yang diproduksi tubuh. Setelah bekerja keras siang malam, tidak ada salahnya anda untuk mencoba opsi yang satu ini. Selain untuk mereganggkan otot yang kaku, pijat juga membuat kita rilek, bahkan sampai membuat kita tertidur. Sewalah film komedi atau sempatkan menonton acara komedi di TV seperti OVJ, Facebooker, YKS, dll. Cari lagu favorit anda dan dengarkan sambil tiduran. Musik sangat bagus untuk merileksasi otak kita. Jika anda bisa bermain alat musik seperti gitar lebih baik lagi untuk mengatasi stress. Inilah yang saya lakukan jika saya sedang banyak pikiran. Lupakan semua masalah anda dan pokus pada game yang anda mainkan. Jangan pilih game yang memerlukan pikiran yang extra. Semua orang pasti pernah mendapatkan ujian, tapi dibalik semua itu pasti ada jalan keluarnya dan kita dapat mengambil pelajaran darinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun