Mohon tunggu...
herman setiawan
herman setiawan Mohon Tunggu... -

Nama saya Herman Setiawan dari Bima NTB dan saya kuliah di Universitas Mataram

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Batu Akik Menjadi Alternatif Politik Masyarakat di Kabupaten Bima

23 Maret 2015   15:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:12 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batu akik merupakan jenis batu yang indah dipandangyang unsurnya terdiri dari beberapa komponen kimia yang mempunyai daya tarik dan harga jual tinggi dan menjadi tren di bima saat sekarang ini. Dimana masyarakat di Kabupaten Bima terbondong-bondong mencari batu di gunung yang dianggap memiliki batu akik dan sejenisnya.

Masyarakat di Kabupaten Bima khususnya di Desa Leu Kec. Bolo, dimana pada bulan ferbuari 2015 – sekarang masih mencari batu akik. H. Muhtar salah satunya pencari batu akik mengatakan “ mumpung batu akik lagi tren di televisi dan trenya udah nyampe di Bima dan saya tidak akan membuang kesempatan yang dapat menguntungkan perekonomian kami karena, di bulan ferbuari ini adalah bulan yang sangat mengerihkan bagi perekonomian keluarga kami. Dimana saya bekerja sebagai petani sejak bulan januari sampai sekarang kerjaanya hanya duduk dan sesekali ke sawah untuk melihat perkembangan padi yang saya tanam di sawah” ungkapnya.

Tidak hanya para para pejabat tinggi ataupun orang tua yang menggemari batu akik, para kaum muda juga sangat menggemari batu akik. Buktinya sekarang kaum muda di Bima berbondong-bondon mencari batu akik. Bukan hanya untuk menjadi perhiasan, juga bisa mereka memannfa’atkannya untuk meningkatkan perekonomian di Bima. Dan ada sebagian dari mereka mengekspor sampai ke pulau jawa.

Untuk satu batu akik yang masih mentah harganya berkisar antara 50.000,00 – puluhan juta per kilo, kalau yang sedah jadi harganya 200.000,00 ke atas.

Pilkada ( pemilihan langsung kepala daerah ) Kabupaten Bima tinggal hitung bulan, warga kabupaten Bima akan memilih pemimpinya dan masih 5 bulan untuk para bakal calon untuk menyusun strategi untuk mencapai kemenanganya. Walaupun pembicaraan warga belum begitu hangat untuk membicarakan siapa saja yang akan menjadi bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Bima periode 2015-2020 yang akan dating. Namun, beberapa nama telah muncul untuk memperkenalkan dirinya sekalian untuk mencari perhatian warga di Kabupaten Bima.

Beberapa nama yang tidak asing lagi ditelingan masyarakat yang akan menjadi bakal calon yaitu seperti : Drs. H. Zainudin Arifin, M.Si atau biasa disapa Abuya ( mantan Bupati Bima periode 2000-2005 ), Hj Dinda Damayanti ( Ketua DPD Golkar Kabupaten Bima ), Adi Mahyudi, SE ( Ketua PAN Kabupatten Bima ), dan masih ada bakal calon yang lainya yang belum berani memperkenalkan dirinya.

Drs. H. Syafruddin H. M. Nor, M.Pd ( Bupati Bima ) pada periode 2015-2020 akan ikut mencalonkan diri kembali. Meskipun saat ini H. Syafruddin H. M. Nor M.Pd belum kelihatan melakukan gerakan untuk berpolitik karena H. Syafruddin jarang nongol dan interaksi di masyarakat dan hal ini yang menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat di Kabupaten Bima.

Dan pada saat seperti ini menjadi kesempatan para penjual batu akik untuk menjual batu akik dengan harga yang memuaskan pada bakal calon Bupati tersebut, karena ada seseorang yang namanya SIGEN ( Nama Samaran ) mengungkapkan “ mangnya mereka saja yang bisa berpolitik ! saya juga bisa kalesssss”. Pada saat menyalonkan diri mereka menjanjikan berbagai macam untuk mencari simpati warga dan SIGENpun menjual berbagai macam jenis batu untuk mencari uang ( sambil tertawa ). Dan ada kata-kata SIGEN pada bakal calon yang sangat sulit saya lupakan yaitu “ anda jual saya beli dan anda harus beli yang saya jual “ dan bakal calonpun tidak bisa berkata apa-apa dan diapun terpaksa membeli batu tersebut karena bakal calon tersebut lagi cari perhatian warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun