Mohon tunggu...
Hably Warganegara
Hably Warganegara Mohon Tunggu... -

Praktisi Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tinnitus, Bunyi di Telinga yang Tidak Jelas Sumbernya

9 Juni 2015   21:15 Diperbarui: 4 April 2017   16:15 11850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluhan telinga berbunyi/berdengung dikenal dengan nama Tinnitus. Tinnitus adalah (persepsi) suara yang didengar oleh telinga namun tidak terdapat sumber suara dari luar. Tinnitus yang didengar pasien itu sendiri bermacam-macam, ada seperti telinga berdenging (“nginggg…..”), telinga berdengung (“ngunggg….”), seperti bunyi suara serangga (“krik…krik…”), suara detak jantung, hembusan angin, suara berisik, dll.

Pada beberapa orang tinnitus dapat mengganggu, namun disisi lain terkadang tidak dikeluhkan oleh pasien. Hal ini disebabkan perbedaan reaksi masing-masing individu terhadap tinnitus. Pada individu yang terganggu dengan tinnitus biasanya disebabkan oleh pikiran negatif seperti "tinnitus saya tidak akan hilang"; "saya tidak akan pernah tidur nyenyak lagi", pikiran negatif tersebut makin memperburuk gejala tinnitus hingga dapat menyebabkan gangguan tidur, depresi, kecemasan dan menggangu kualitas hidup pasien. Pada malam hari menjelang tidur, dalam suasana yg lebih sepi dibanding siang hari biasanya pasien akan menjadi lebih fokus terhadap tinnitusnya sehingga sering dirasakan lebih mengganggu dan kebanyakan pasien menjadi stress sehingga suara tersebut seolah-olah menjadi lebih kencang.

Tinnitus dapat terjadi pada siapa saja, namun beberapa penelitian menunjukkan tinnitus lebih banyak terjadi pada laki2, usia tua dan pekerja pabrik atau tempat bising. Sejak beberapa tahun terakhir dengan adanya peningkatan jumlah arena rekreasi atau tempat bermain dengan tingkat kebisingan tinggi dan peningkatan penggunaan alat elektronik seperti headset dan earphone, terdapat peningkatan kejadian gangguan pendengaran dan tinnitus pada anak dan remaja yaitu sebesar 12,5 %.

Pengobatan & Pencegahan

Pengobatan tinnitus berbeda2 sesuai dengan faktor pencetusnya. Sebaiknya kontrol ke dokter THT untuk mengetahui penyebab pasti dan penatalaksanaannya. Dokter THT akan melakukan evaluasi keluhan yang dirasakan pasien dan melakukan beberapa pemeriksaan diantaranya pemeriksaan telinga, hidung tenggorok dan pemeriksaan pendengaran (audiometri/timpanometri) sesuai indikasinya. Kemudian akan diberikan penjelasan penyebab dan penatalaksanaan selanjutnya.

Contohnya Tinnitus yang disebabkan oleh gangguan telinga luar dan tengah akibat peradangan atau infeksi dapat diterapi sesuai kelainan tersebut. Gangguan kesehatan lain seperti pada jantung dan pembuluh darah atau trauma pada area kepala dan leher dapat dikontrol dan diterapi sesuai kasus masing2 oleh dokter terkait. Namun pada banyak kasus tinnitus, hingga saat ini belum ada terapi yang dapat menyembuhkan tinnitus hingga 100%. Beberapa obat dapat diberikan untuk mengurangi tinnitus. Beberapa suplemen juga diketahui dapat mengurangi tinnitus seperti gingko biloba, zinc, dll. Pada umumnya terapi2 lainnya yang bersifat menyebabkan relaksasi dapat memberikan manfaat pada pasien tinnitus.  Pada gangguan saraf pendengaran ditatalaksana dengan pemakaian alat bantu dengar. Selain terapi tersebut terdapat juga terapi suara dan konseling. Terapi alternatif lainnya adalah terapi oksigen hiperbarik dan akupunktur, namun terapi ini masih dilakukan penelitian dan dikerjakan atas rekomendasi dokter THT.

Pencegahan terjadinya tinnitus dilakukan dengan mengurangi faktor2 risiko yang dapat mencetuskan terjadinya tinnitus seperti mengurangi paparan bising (contohnya penggunaan ear plug pada pekerja pabrik, pembatasan mendengar musik dengan suara kecang terlalu lama), menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan kerusakan telinga dalam, kontrol dan monitoring rutin tekanan darah.

Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk kita semua agar mengetahui penyebab dan tatalaksana terbaik untuk kelainan ini. (HW)

Baca juga: http://sinarharapan.co/news/read/150504011/mengobati-telinga-berdengung

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun