Mohon tunggu...
Hairul Mubin
Hairul Mubin Mohon Tunggu... -

kuliah prodi PPKN FKIP UNRAM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Malu Ku Sudah Berkurang

10 Maret 2015   00:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:55 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malu Q udah berkurang

Budaya malu adalah suatu budaya yang mana merupakan bentuk emosi yang diluapkan oleh manusia. Budaya malu ini sekarang mulai terkikis oleh keadaan zaman.

Budaya malu merupakan salah satu hal yang sering dianggap remeh oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari perilaku masyarakat Indonesia baik dari kalangan bawah, menengah, hingga kalangan atas. Dimulai dari masyarakat yang telah memiliki jabatan, atau kekuasaan maka tak jarang kita menemukan orang-orang yang mempergunakan jabatan yang dimilikinya untuk memperoleh sesuatu yang bukan merupakan kebutuhan masyarakat banyak, melainkan kebutuhan keluarganya sendiri. Serta berbagai perilaku yang tidak seharusnya dilakukan oleh mereka yang memegan jabatan yang penting dalam suatu instansi pemerintahan maupun swasta.

Budaya malu ini juga dianjurkan dalam ajaran agama, dimana di setiap agama pasti memiliki batas-batas tertentu dalam melakukan suatu tugas atau kewenangan yang dimiliki untuk digunakansebagaimana mestinya. Sehingga hendaknya dalam suatu jabatan yang dimiliki seseorang haruslah ia berfikir bagaimana cara melaksanakan tugas dan kewenangannya sebagai penguasa agar kesejahteraan rakyat dapat terjamin. Selain itu juga sebagai bukti dari sumpah yang telah diucapkan pada saat sebelum atau saat pertama ia memegang jabatan tersebut.

Rasa malu pada remaja saat ini juga mengalami perubahan yang amat besar dimanamulai dari cara berpakaian, tingkah laku, cara bergaul saat ini sangatlah berbeda dengan remaja pada masa lalu. Dimana cara berpakaian remaja saat ini sangatlah berbeda, yang mana pada waktu lampau pakaian remaja sangatlah sopan, namun pada saat ini hampir mereka tidak terlihat menggunakan baju walaupun sebenarnya mereka menggunakannya. Mengapa demikian, kata remaja sekarang sih.. “ lho nggak gaul kalo belum pake baju kayak gue…..” hehe. Sebenarnya apa enaknya berpakaian yang memamerkan anggota tubuh, agar cepet dapat jodoh gitttuuu….

Tingkah laku remaja pada masa sekarang ini juga banyak perubahan, rasa hormat terhadap orang yang lebih dewasa kayaknya udah mulai terkikis oleh perkembangan zaman. Tingkah laku remaja saat ini juga tak pernah memikirkan akan dampak yang timbul dari perbuatan atau tingkah laku yang mereka lakukan. Selain itu juga remaja saat ini agaknya sulit untuk menghargai orang lain.

Selain para pejabat dan remaja yang agaknya tidak memiliki rasa malu, anak-anak pun sudah mulai terkena dampaknya. Hal ini terlihat dari pergaulan mereka, yang mana anak-anak saat ini udah mulai mengikuti trend-trend yang ada di televisi, mulai dari cara berpakaian mereka yang tidak seharusnya mereka gunakan dengan kata lain mereka akan mengalami masa dewasa sebelum waktunya. Selain itu juga dari permainan-permainan tradisional yang dulunya banyak sekali jenis permainannya sekarang sudah berkurang bahkan tidak ada. Malah yang mereka banggain ialah bermain game di hp canggih. Selain dari cara berpakaian dan permainan anak-anak, musik atau lagu pun ikut dinikmati oleh anak-anak kecil sebagai contohnya lagu yang ngetrend saat ini “sakitnya tuh disini”. Bukankah musik ini juga mencerminkan keadaan mereka sendiri. Sehingga disini lagu anak-anak udah gak terdeteksi oleh anak-anak masa sekarang ini.

Dari berbagai dampak yang ada di atas, kalau tidak ada niat untuk menumbuhkan rasa malu ini pada masyarakat kita maka sulit akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Sehingga yang paling besar menerima resiko apabila tidak ada rasa malu ini adalah pada anak-anak karena mereka akan lebih dewasa dibanding dengan umur mereka. Sehingga disini peran orangtua sangatlah penting untuk menumbuhkan rasa malu yang sebenarnya pada anak-anak. Selanjutnya tidak hanya anak-anak melainkan remaja dan masyarakat umumnya juga harus menumbuhkan rasa malu mereka.

by : Hairul Mubin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun