Kedua, Kematangan mengontrol bola dan tidak grogi saat dipressing lawan. Praktisnya hanya Marselino Ferdinan yang kelihatan lebih tenang dan matang ketika mengontrol bola dan mengalirkan bola.Â
Marselino tidak tergesa-gesa mengalirkan bola. Pemain muda ini memiliki timing yang tepat untuk mengontrol bola, apakah langsung melakukan passing atau mengontrol dulu bolanya sebelum dioper ke para pemain lain.Â
Hal tersebut membutuhkan ketenangan dan rasa percaya diri. Walaupun usianya masih 18 tahun, Marselino lebih matang menguasai bola dan tidak terburu-buru mengoper bola ketika dipressing lawan.Â
Pada usia matangnya, marselino bisa menjadi andalan Timnas untuk posisi pengatur serangan, karena seorang jenderal lapangan tengah harus memiliki visi permainan yang bagus, dan rasa percaya diri yang tinggi untuk mengontrol permainan tim.
Ketiga, Rasa Percaya Diri. Salah satu faktor yang penting dalam bermain bola adalah rasa percaya diri pemain. Pemain-pemain kelas dunia umumnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Ronaldo dan Messi akan mengeksekusi bola ke gawang lawan dan gol karena mereka yakin dengan kemampuan mereka.Â
Dengan rasa percaya diri yang tinggi seorang pesepak bola mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Karena itu pelatih-pelatih Top Eropa seperti Sir Alex Ferguson selalu menanamkan rasa percaya diri kepada para pemainnya.Â
Bahwa permainan bola yang melibatkan 11 pemain harus memiliki pemain yag mempunyai keyakinan diri yang tinggi, sehingga sebuah tim akan bermain dengan penuh percaya diri. Karena rasa percaya diri pulalah, seorang pemain akan bermain dengan teknik yang dimiliki dan menjalankan taktik pelatih dengan baik.Â
Sebagai juara dunia, para pemain Timnas Argentina bermain dengan kepercayaan diri yang tinggi. Mereka tidak ragu-ragu mengambil keputusan. Gol Leandro Paredes pada babak pertama, menunjukkan kepercayaan diri seorang pemain ketika melakukan tendangan jarak jauh dari luar kota pinalti. Ketika Paredes yakin, maka tendangan roketnya pun berhasil menghujam gawang Ernando Ari.Â
Penting sekali untuk seorang pemain memiliki rasa percaya diri dan merasa superior  walaupun menghadapi Tim juara dunia seperti Argentina. Karena dengan sikap superiorlah Timnas Korea Selatan mampu mengalahkan Portugal di fase gugur piala dunia 2022 lalu. Dan dengan sikap pantang menyerang pulalah Timnas Jepang mampu mengalahkan German di penyisihan grup  piala dunia 2022, walaun dipandang remeh.Â
Kejutan-kejutan dalam sepakbola bisa terjadi ketika sebuah tim tidak pernah takut menghadapi siapa pun dan selalu percaya diri dan tidak minder (inferior) berhadap dengan tim lawan.Â
Semoga pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Argentina membawa makna tersendiri bagi para punggawa Timnas untuk belajar lebih keras lagi dan memaksimal segala kemampuan, seperti Asnawi Mangkualam Bahar yang "mengantongi" Alejandro Garnacho.