Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gejala Anggap Remeh!

21 April 2020   00:40 Diperbarui: 21 April 2020   13:30 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bung Karno juga terkesan dengan sikap sosial pak Arif yang tidak banyak menuntut. Keikhlasan pak Arif berbuah manis. Setelah kembali dari pengasiangannya di Bangka, bung Karno mengunjungi pak Arif, hanya untuk membayar utang taksi pak Arif, sekaligus melepaskan rasa kangen seorang tokoh bangsa terhadap rakyat kecil seperti seorang sopir taksi. Dalam cerita tersebut, pak Arif, kemudian dibiayani Bung Karno untuk naik haji. Sebuah penghargaan istimewa Bung Karno terhadap kesetiaan pak Arif. 

Teladan Bung Karno menunjukkan penghargaannnya khusus kepada orang-orang yang dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Bagi bung Karno, semua orang harus ditingggikan derajatnya, agar mereka memiliki rasa bangsa terhadap diri sendiri, bangga terhadap tanah airnya. Bagi Bung Karno, hanya status sosial dan keberuntungan hidup yang membedakan, karena semua orang sama di mata Penciptanya. 

Gejala anggap remeh umum terjadi di masyarakat. Kalau menurut cerita driver Go Car di atas, yang menganggap remeh umumnya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Orang yang memiliki sedikit uang, tapi gayanya selangit. Ini yang disebut gaya hidup selangit, atau gengsi lebih utama dari "isi dalam".

Isi dalam bisa pengetahuan, bisa materi, dan bisa juga uang. Orang yang memiliki isi dalam melimpah umumnya bergaya santai dan sangat menghargai orang lain. Sementara mereka yang isi dalamnya setengah-setengah biasanya bergaya selangit sampai lupa berpijak.

Bung Karno menjadi teladan bagi kita, agar sekali-sekali kita jangan pernah menganggap remeh orang lain. Karena menggap remeh hanya membuat kita kerdil, pesimis dan tidak berkarakter. Karena orang-orang berkarakter optimis adalah mereka yang merasa bangga akan diri sendiri dan bangsanya.

Ukuran kebanggaan kita sebagai anak bangsa, tampak dari penghargaan dan apresiasi kita terhadap karya anak bangsa seperti aplikasi Gojek, yang di dalamnya ada sejumlah besar driver yang telah berjasa membesarkan dan membanggakan hasil karya anak bangsa tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun