Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pagar Kehidupan

1 April 2019   13:40 Diperbarui: 1 April 2019   13:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagar kayu. Sumber: https://pxhere.com 

Orang kota adalah manivetasi kemajuan peradaban, sedangkan orang kampung dianggap kaum terbelakang. Padahal sebenarnya, anggapan itu salah besar, karena orang kampung adalah sumber nilai-nilai kehidupan, karena nilai adat dan local genius ada di kampung. Orang kota yang meninggalkan kebiasaan di kampung di mana dia pernah hidup, adalah orang yang tercerabut dari akarnya, dan mereka hidup dalam gaya hidup yang mereka sendiri tidak pahami. Ada asimilasi budaya, tapi orang kota yang tidak bertahan dan berakar pada budaya di kampungnya, akan meninggalkan adat istiadatnya dan menerima nilai budaya lainnya yang dia sendiri belum siap untuk meng-aktualisasikan dalam hidup yang benar.

Agama-agama bisa membantu mengarahkan sikap dan perilaku para individu yang sudah meninggalkan kampung, dan menghidupi semangat kota. Namun, ketika agama dan ajarannya tidak bisa diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan konkret, maka pagar-pagar moralitas akan roboh, dan orang hidup tanpa arah yang jelas. 

Pagar kehidupan harus menjadi pagar yang benar, karena mengamankan diri saja tidak cukup, sebab manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungan sekitar. Pagar harus menjadi pagar yang hidup, agar daya nalar-kritis bisa membebaskan orang dari jeratan gaya hidup yang menghancurkan atau destruktif serentak merobohkan pagar-pagar individualitasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun