Mohon tunggu...
Yakobus Sila
Yakobus Sila Mohon Tunggu... Human Resources - Pekerja Mandiri

Penulis Buku "Superioritas Hukum VS Moralitas Aparat Penegak Hukum" dan Buku "Hermeneutika Bahasa Menurut Hans Georg-Gadamar. Buku bisa dipesan lewat WA: 082153844382. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

LPBAJ: Ongoing Formation untuk Misi Lintas Batas

27 Maret 2019   08:35 Diperbarui: 27 Maret 2019   09:24 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Oleh: Yakobus Sila

 

 

LPBAJ adalah singkatan dari Lembaga Pembentukan Berlanjut Arnoldus Yanssen. Mengapa disebut pembentukan berlanjut? Disebut demikian, karena lembaga ini merupakan formasi lanjutan (Ongoing Formation) dari formasi dasar. 

Seorang anggota SVD, lazimnya menjalankan formasi dasar sejak Novisiat (tahun rohani) hingga tahbisan imam atau berkaul kekal (bagi para Bruder). Dikatakan formasi dasar, karena melaluinya seorang calon SVD mulai perlahan mengenal visi dan misi Serikat ini.

SVD adalah Serikat Sabda Allah yang berkiprah dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari tugas pastoral, ber-misi lintas batas (lintas budaya dan agama), bergumul dalam dunia pendidikan, dan menjalankan Misi Kemanusiaan (JPIC). Selain itu, Serikat ini adalah satu dari sekian banyak serikat religius yang mengutamakan kehidupan berkomunitas. 

Hal tersebut tampak jelas di tempat mereka bertugas. Mereka selalu berusaha membentuk komunitas dengan anggota minimal dua orang. Dengan itu, nuansa komunitas tidak diabaikan. 

Setelah berkenalan dengan SVD, dengan visi dan misinya, dan setelah memasuki tahap akhir masa formasi dasar, seorang calon SVD yang layak, ditahbiskan menjadi Imam atau berkaul kekal (untuk Bruder).

Ongoing Formation

 Masa formasi dasar berakhir, ketika seorang calon SVD sejati sudah ditahbiskan atau berkaul kekal. Selanjutnya, mereka (Imam dan Bruder) menjadi anggota tetap Serikat ini. Namun, keanggotaannya yang tetap itu, tidak membebaskan ia dari masa formasi. Ada formasi lanjutan (ongoing formation) yang berlangsung seumur hidup (bagi yang tetap berkanjang). Dalam SVD, masa ini disebut LPBAJ.

 LPBAJ adalah sebuah lembaga yang bertugas "mengurus" setiap anggota serikat yang menemukan situasi krisis. Krisis dapat menimbulkan kegoncangan dan ketidatenangan. Ketidaktenangan ini mendorong orang untuk mencari hiburan dan ketenangan, seperti mendekatkan diri pada Sosok yang Memanggil, atau bisa juga orang mencari ketenangan duniawi. 

Dengan mencari yang duniawi itu, orang lalu terperangkap dalam "praktek-praktek" yang bertentangan dengan kaul-kaul yang dinazarkan. Kejatuhan yang bertentangan dengan Trikaul itulah yang menjadi tugas pokok Lembaga Pembentukan Berlanjut Arnoldus Janssen (LPBAJ).

Sejak berdirinya sampai dengan tahun 1999, LPBAJ memiliki struktur kepemimpinan sebagai berikut: Ketua, P. George Kirchberger, SVD, Sekretaris, P. Paul Tera, SVD dan anggota P. Alfons Hayon, SVD. Selanjutnya, sejak juli 1999, staf kepengurusan LPBAJ mengalami sedikit perubahan; Ketua, P. Andreas Mua, SVD, wakil, P. George Kichberger, SVD, Sekretaris, P. Paul Tera, SVD, dan anggota P. Alfons Hayon, SVD. Dari perubahan kepengurusan ini, tampak jelas bahwa LPBAJ sejak berdirinya hanya mempercayakan tugas kepemimpinan kepada keempat Pater yang telah disebutkan di atas. Hal ini dapat terjadi karena profesionalisme para pastor yang bergelut dalam bidang ini terbatas. Keterbatasan tenaga pendampingan ini dapat mempengaruhi LPBAJ dalam melaksanakan program-programnya.

Selain keterbatasan tenaga, para pendamping LPBAJ juga mengalami problem lain yang menghambat program, antara lain:

Tempat:

Sebagai lembaga, LPBAJ tentu membutuhkan tempat bagi pelaksanaan tugas pendampingan itu. Namun, hingga saat ini LPBAJ belum menemukan tempat yang cocok. Mulanya Ledalero (Unit Nitapleat) dipandang sebagai tempat yang mendukung untuk lembaga ini. Tetapi semenjak Nitapleat dipergunakan sebagai Unit para frater, fungsi rumah ini bagi LPBAJ hilang. 

Tentang hal ini pernah dibicarakan dalam Kapitel Provinsi tahun 2003. Sidang Kapitel menanggapi kesulitan yang dialami LPBAJ dan sempat menyepakati kembalinya rumah Nitapleat sebagai sentrum LPBAJ dengan mengambil citra khas sebagai "Komunitas Doa". Dalam perjalanan waktu ide sentrum LPBAJ belum bisa disepakati.

 Ide dasar dari "Komunitas Doa" sebagai sentrum LPBAJ adalah fungsi simbolik dari "Sebuah Rumah". Sebagai komunitas doa, ia menjadi tempat tinggal dari sejumlah sama saudara dengan iklim hidup yang rutin sesuai dengan spiritualitas dan karisma SVD sebagai basis penemuan keutuhan diri secara terus menerus, malah sebagai kesempatan pemulihan kembali keutuhan diri yang terganggu oleh masalah krisis panggilan. 

Namun, karena ide itu belum terwujud LPBAJ terus berada dalam suasana "manunggu sebuah rumah" sebagai suatu basis. Sampai dengan Kapitel Provinsi tahun 2006 ide itu belum menemukan kesepakatan. 

Walaupun demikian, ide tersebut telah menjadi bahan diskusi dan sharing dari Tim LPBAJ Indonesia dalam bulan Mei dan November 2006 dengan mengalihkan perwujudan ide itu pada komunitas-komunitas pendidikan sebagai Alma Mater atau komunitas-komunitas lain sejauh mendukung iklim hidup bersama dan karya yang rutin.

Masalah fungsi Koordinasi:

LPBAJ adalah lembaga yang mengkoordinasi kegiatan seperti PRH, Probanis gabungan, Retret, Pekan-pekan bagi Balita dan Medior. Materi dan proses PRH terasa menolong dan menarik, tetapi biaya yang tinggi dan tanggapan kritis terhadap PRH itu sebagai satu bentuk pendekatan psikologis yang bersifat tipologis dan partial menurun minat dan gairah banyak orang. 

Dalam  hal ini, staf LPBAJ tidak mampu menyatukan minat dari berbagai pihak, khususnya berbagai kongregasi religius untuk menjadikan program ini sebagai suatu model pengolahan diri yang handal. 

Pada tahun 2000 program ini ditawarkan, tetapi tanggapan untuk mengikuti kegiatan ini di Mataloko hanya diberikan kepada sejumlah orang yang sengaja dijaring, di kalangan imam Projo, SVD, kongregasi-kongregasi religius dan sejumlah awam. 

Sementara itu, Probanis gabungan yang dibuat tahun 2000 dihadiri oleh peserta dari SSpS, PRR, Karmel Bajawa dan Bruder SVD. CIJ dan PRR tidak ikut serta dalam kegiatan ini dengan alasan keuangan yang terlalu membebankan.

Selain tugas-tugas di atas LPBAJ juga bekerja sebagai fasilitator pendampingan. Sejak tahun 1998, LPBAJ menangani kegiatan-kegiatan pendampingan untuk Bimbingan Rohani baik perorangan maupun kelompok dalam Retret, pengolahan diri (perorangan maupun kelompok), pengolahan krisis dan pendampingan tamu religius luar negeri. Kelompok yang lebih mendalami proses-proses disermen dan retret adalah para frater pasca-Top sambil memasuki program Novisiat kekal, kelompok frater untuk kaul kekal dan untuk tahbisan diakon dan imam. 

Sambil berjalan dengan pengalama-pengalaman yang ada, fungsi pendampingan di formasi dasar untuk Bimbingan Rohani dan disermen terus dibenahi, baik dalam proses maupun dalam isi, agar perlahan-lahan memenuhi bentuk pendampingan yang handal. 

Formasi berlanjut untuk bimbingan rohani dan disermen mengidentifikasi tiga arah utama kebutuhan yang dirasakan di kalangan kaum religius dan para imam yang sedang aktif yaitu penataan diri secara integral menyangkut hidup doa, komunitas karya dan pertumbuhan kepribadian, pengolahan pengalaman krisis dan pembekalan demi orientasi hidup dan karya.

Selama terdapat masalah-masalah yang menghambat pelaksanaan program LPBAJ, fungsi Tim LPBAJ hanya efektif dari tahun 1999 sampai 2000. Program yang ditawarkan sejak tahun 1999, 2000, 2001 kelihatan tidak " menangkap" kebutuhan. Karena itu sampai dengan tahun 2006, LPBAJ praktis tidak berfungsi, dan fungsi Direktur LPBAJ Cuma efektif dalam dua tahun. 

Dalam situasi seperti ini, LPBAJ sebagai lembaga Ongoing Formation menjadi keprihatinan bersama dan menjadi bahan diskusi dari kapitel ke kapitel tanpa ada penyelesaian yang memuaskan. Jadi, dalam perjalanan waktu, fungsi Tim LPBAJ belum efektif, meski perhatian dan keprihatinan terhadap terhadap formasi berlanjut tetap kuat.

Sebagai lembaga pembentukan berlanjut, LPBAJ memiliki idealisme tertentu terhadap proses pendampingan. Namun, melihat realitas di atas, lembaga ini perlu membenahi diri terutama terhadap program-program yang mandek. Pembenahan itu menjadi mungkin kalau ada perhatian serius dari para pemimpin serikat ini (SVD) untuk menghidupkan lembaga ini. 

Perhatian itu terutama diberikan pada tempat bagi keberlangsungan proses pendampingan. Tanpa tempat tinggal yang tetap dan aman mustahilah lembaga ini dapat memainkan perannya dengan baik dan efektif. (Jack Sila)

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun