Mohon tunggu...
Ita Salukh
Ita Salukh Mohon Tunggu... profesional -

Merindukan bangkitnya generasi baru Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kulukis Hidupmu di Telapak Tangan

3 September 2014   21:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:43 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

image : reikinags.wordpres

Jangan tanya mengapa harimu kelabu

Jangan tanya mengapa kanak-kanak berhenti bernyanyi

Jangan tanya mengapa badai datang tiba-tiba

Jangan tanya mengapa doa seolah membentur dinding

Jangan tanya mengapa hidup begitu singkat

Jangan tanya mengapa orang-orang terkasih pergi satu persatu

Jangan tanya mengapa semua nostalgia terbang bersama bayu

Jangan tanya mengapa yang tersisa hanya puing-puing kepintaran

Angkatlah kepalamu

Tataplah bintang gemintang di kemilau malam

Tanyakan siapakah yang membuatnya?

Dapatkah kau menjawabnya?

Sendengkan telingamu

Dengarlah deburan ombak samudra raya

Dan hempasan titik-titik air di bibir pantai

Buah karya siapakah itu?

Buka matamu sekarang

Hapus gundah gulana hatimu

Buang rantai keraguan yang melilit hidupmu

Kalungkan liontin kasih

Kenakan jubah kesetiaan

Dan lihat, Aku telah melukismu di telapak tanganKu

Denpasar, 03 September 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun