Mohon tunggu...
Ita Salukh
Ita Salukh Mohon Tunggu... profesional -

Merindukan bangkitnya generasi baru Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kasih

23 Januari 2015   18:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sumber : http://titulas.com



Ia bukan seribu ton kata-kata, namun sebuah tindakan nyata

Ia bukan senyum kepura-puraan, namun sebuah ketulusan

Ia bukan sepasang mata angkuh, namun tatapan welas asih

Ia bukan tangan kasar nan kejam, namun lengan kokoh yang menopang

Ia bukan bibir yang suka mencibir, namun bibir yang suka membangun

Ia bukan hati yang penuh onak duri, namunnamun batin yang kaya cinta surgawi

Ia bukan pemfitnah, namun pemaaf

Ia bukan penikmat dosa, namun pencinta hikmat

Ia bukan lidah dusta, namun penutur yang ramah

Ia bukan suara kosong yang menggema, namun suara indah yang berkarya

Ia bukan perusak, namun pembangun

Ia bukan penghemat luar biasa, namun pemberi yang murah hati

Ia mencintai mereka yang tak dicintai

Ia mencari mereka yang terhilang

Ia mendekap mereka terbuang

Ia menangis dengan mereka yang menangis

Dan tertawa dengan mereka yang tertawa



Denpasar, 23 Jan 20I5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun