Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selalu Merasa Tidak Cukup? Inilah Petuah Bijak Orang Madura [3/habis]

2 Agustus 2012   08:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menemukan kearifan local masyarakat Madura terkait dengan orang yang selalu merasa kurang atau tidak merasa cukup. Ada kearifan local yang berbunyi begini, "oreng misken mati terro, oreng andi' mate korang" [makna bebasnya berarti, orang miskin mati memendam keinginan, orang kaya mati dalam keadaan kurang].

Kearifan local ini secara khusus ditujukan kepada orang -baik miskin atau kaya- yang selama hidupnya kurang mensyukuri pemberian Tuhannya. Ia selalu merasa kurang atau tidak pernah merasa cukup. Sikap merasa kurang itu, menurut petuah bijak ini, akan terbawa hingga mati. Cuma bedanya jika orang miskin matinya membawa keinginan yang belum terwujud, sementara orang kaya karena kerakusannya mati dalam keadaaan kurang.

Bagi saya petuah bijak yang bernada satir ini terasa menohok. Pilihan kata "mati" sangat tepat untuk menggambarkan tersiksanya pergolakan bathin seseorang yang seperti tiada ujung. Kata "mati" di sini bisa bermakna harfiah, bahwa orang yang selalu merasa kurang tidak akan pernah merasa bahagia, sejak ia hidup hingga mati.

Pilihan di belakang kata "mati" yaitu "terro" [ingin] bagi -maaf- orang miskin, dan "korang" [kurang] bagi orang kaya sama-sama menggambarkan kematian tragis. Orang miskin mati dalam keadaan tersiksa oleh keinginannya, dan orang kaya mati justru dalam keadaan kurang. Persis seperti "ayam mati di lumbung padi".

Sementara penafsiran yang lain, kata "mati" di sini bisa bermakna metaphoris, yakni "bathinnya yang mati". Orang yang tidak pernah merasa cukup, bathinnya tertutup oleh kecintaan terhadap harta dan kekayaan. Harta dan kekayaan malah menjadi tujuan hidupnya. Akibatnya kesadaran spiritual ikut "mati", yang paling sederhana, ia tidak pernah bersyukur atas nikmat Tuhan. Dan yang ekstrem, karena hubbun dunya [cinta dunia] ia jauh dari Tuhannya.

Matorsakalangkong|Pulau Garam| 2 Agustus 2012

Tulisan sebelumnya

Pilih Mana, Kaya Atau Cukup?

Cukup, Kekayaan yang Sebenarnya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun