Mohon tunggu...
A. Dardiri Zubairi
A. Dardiri Zubairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

membangun pengetahuan dari pinggir(an) blog pribadi http://rampak-naong.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Maaf Pak Bakri, Pak Nurdin dan TVone; Jangan Politisasi Timnas!!!

20 Desember 2010   04:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:34 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_79038" align="aligncenter" width="300" caption="kompas.com"][/caption] Sejak jam 10.00 pagi ini (sampai tulisan ini saya selesaikan) TVone menyiarkan secara live kunjungan Tim PSII ke rumah politisi Golkar, Aburizal Bakri. TVone yang merupakan milik bos perusahaan Lapindo itu, meliput besar-besaran kunjungan itu. Satu peristiwa yang saya pikir baru kali ini dilakukan oleh politisi Indonesia. Biasanya, para atlet yang berprestasi paling-paling menjadi tamu kehormatan negara.

Wajar jika saya mengajukan pertanyaan, ada kepentingan apakah ini? Saya menafsirkan kunjungan ini bukan sebatas karena kebetulan pak bakri gila bola. Ada hidden agenda. Setidaknya kunjungan ini bisa dimaknai sebagai perebutan tanda, simbol, makna, citra, dan image di tengah eufeoria masyarakat Indonesia yang tengah “mabok kepayang” timnas. Satu kejelian yang dimanfaatkan politisi, sebagai aktor dunia the art of possibility itu.

Dalam liputan secara live itu, saya melihat nordin halid dan petinggi PSII serta hampir semua pemain timnas. Tetapi saya tidak melihat Alfred Riedl. Meski ia diwawancarai secara tele bersama Rajagopal, pelatih Malaysia.

Ingat! Nordin adalah politisi yang kebetulan gila bola. Bukan gila bola yang kebetulan politisi. Sama dengan pak bakri, nordin memiliki kejelian luar biasa untuk memain-mainkan citra, di tengah tuntutan mundur yang disuarakan sopporter sepakbola Indonesia.

Dalam wawancaranya, nordin mengklaim sukses timnas maju ke final merupakan buah dari proses panjang pembinaan PSII. Mereka yang tampil merupakan gemblengan dari liga Indonesia sejak lama. Jadi, di sini nordin menggeser wacana yang selama ini berkembang, bahwa sukses tim psii tak ada hubungannya dengan nordin dan PSII. Didukung media TVone yang memiliki jangkauan luas, tentu wacana nordin seolah-olah lebih “absah” di hadapan pecinta bola.

TVone sebagai TV milik politisi tentu tak akan mudah menurunkan berita secara otonom. Ada kekuatan tak tampak yang akan selalu menggiring kebijakan pemberitaannya. Tetapi TVone “cerdas”. Psikologi masyarakat Indonesia yang “mabuk kepayang” timnas dimanfaatkan untuk menaikkan rating, mensupport bosnya, dan memberijalan lapang bagi nordin untuk menaikkan citra. benar-benar "terdepan mengab(u/a)rkan".

Tapi tolong...jangan politisasi timnas indonesia. Mual saya.

matorsakalangkong

sumenep, 20 desember 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun