Mohon tunggu...
Anita Novita Sari
Anita Novita Sari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang wanita yang selalu berusaha ingin mewujudkan mimpi-mimpinya ;)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Popularitas Bahasa Indonesia Mulai Terancam

25 September 2012   10:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:44 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Popularitas Bahasa Indonesia Mulai Terancam

Oleh ANITA NOVITA SARI

Di jaman globalisasi seperti sekarang, masih adakah masyarakat Indonesia yang masih tetap konsisten menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar ?

Bahasa Indonesia sendiri sejatinya adalah bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia dicetuskan sebagai bahasa persatuan sejak tanggal 28 Oktober 1928 pada Sumpah Pemuda. Dan mulai di resmikan sebagai bahasa nasional sehari setelah hari kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945. Sayangnya, bahasa nasional ini mulai terkena dampak globalisasi hingga tahap mengkhawatirkan.

Munculnya tekhnologi yang semakin modern, membuat globalisasi dengan mudah menjangkau ke semua lapisan masyarakat.Termasuk penggunan gaya bicara dan gaya bahasa. Bahasa – bahasa baru yang disebut bahasa alay, sebuah bahasa baru yang sedang populer dan sepertinya mulai mewabah masyarakat Indonesia sekarang. Mulai dari anak –anak, remaja hingga dewasa kenal dengan bahasa alay tersebut. Khususnya untuk orang – orang yang akrab dengan kehidupan jejaring sosial, mereka pasti tidak asing dengan bahasa – bahasa alay.Terlebih di Indonesia, jumlah pengguna jejaring sosial seperti Facebook di Indonesia menunjukkan tren yang meningkat. Sepanjang April hingga Juni 2012 saja tercatat 43,8 juta penduduk Indonesia telah memiliki akun Facebook. Sehingga menempatkan Indonesia pada urutan ke empat didunia setelah Amerika, Brasil dan India. Lalu Twitter menduduki lima besar tertinggi didunia. Sungguh peringkat yang mencengangkan. Setuju atau tidak, adanya jejaring sosial turut membantu penurunan popularitas Bahasa Indonesia terhadap bahasa alay.

Hubungan antara jejaring sosial dengan penurunan popularitas Bahasa Indonesia adalah jejaring sosial kini telah melahirkan bahasa – bahasa baru yang menjadi tradesetter di Indonesia saat ini. Kita ambil contoh kata yang sedang populer di Indonesia khususnya di dunia maya adalah kata “semangat” menjadi kata “cemungut”. Tidak ada yang tau berawal dari mana kata itu, tapi kini tengah populer di Indonesia. Itu hanya sebagian kecil bahasa – bahasa alayyang seiring dengan merebaknya jejaring sosial di masyarakat Indonesia. Masih banyak lagi bahasa – bahasa lainya. Mungkin untuk saat ini kita belum merasakan efeknya, namun seiring waktu berjalan kita akan sadar bahwa perlahan – lahan kita telah merusak bahasa persatuan kita sendiri.

Kita sebagai generasi muda dan orang Indonesia sendiri seharusnya bangga dan tidak sungkan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Orang asing saja banyak yang mampu berbahasa Indonesia dengan lancar dan benar, tidak malukah kita ? kita lihat saja, baru – baru ini dalam beberapa media menyebutkan bahwa Bahasa Indonesia diminati masyarakat Vladivostok, Rusia bagian timur yang mempelajari bahasa dan budaya Indonesia di Universitas federal Jauh Timur (FEFU). Sarjana lulusan jurusan Indonesia di FEFU dapat dipastikan mahir berbahasa Indonesia. Dan dalam sebuah berita pada media ANTARA menyebutkan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling mudah dipahami dan di pelajari. Tidak sulit untuk belajar Bahasa Indonesia, karena Bahasa Indonesia tidak memiliki kata kerja khusus yang bergantung waktu (tenses) seperti bahasa lainya, dan juga tidak begitu rumit untuk dimengerti.

Namun, faktanya dalam dunia pendidikan Indonesia masih terjadi kasus beberapa siswa tidak lulus Ujian Nasional karena disebabkan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan sebagian siswa mengaku bahwa Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang dianggap sebagai momok yang menakutkan. Kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kita semua harus peduli dalam kasus ini, mulai dari membenahi para para siswa hingga para pengajar. Terkadangsiswa terlalu mengganggap remeh salah satu pelajaran sehingga mereka tidak lulus Ujian Nasional, namun para pengajar juga perlu dibekali dengan ilmu yang siap disebarkan kepada para anak didiknya. Dan ironisnya, pengajar jarang sekali mempraktekkan Bahasa Indonesia dalam kehidupan nyata.

Indonesia memiliki beraneka ragam jenis suku, budaya, agama, adat dan lain – lain. Tentu saja setiap daerah memiliki bahasa pemersatu sendiri – sendiri. Seperti di daerah Yogyakarta yang umumnya menggunakan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari – hari. Begitu juga didaerah Bandung menggunakan bahasa Sunda untuk berkomunikasi dengan sesama orang Sunda. Begitu pentingnya Bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa. Bayangkan saja, jika bangsa Indonesia tidak memiliki Bahasa Indonesia, apa yang akan terjadi ketika orang Batak bertemu dengan orang Jawa ? pasti tidak nyambung. Orang Jawa tidak mengerti yang dibicarakan orang Batak, sebaliknya orang Batak juga tidak paham apa yangdibicarakan orang Jawa. Sehingga bisa memicu perselisihan yang mengarah kepada perpecahan bangsa. Perselisihan tersebut dapat dihindari karena adanya Bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh orang Indonesia. Selain sebagai bahasa persatuan, Bahasa Indonesia juga menjadi lambang negara yang memberikan ciri khas atau jati diri bagi bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain.

Semua tergantung kita, mau dibawa kemana lambang negara tercinta kita ini. Kita selamatkan dari guncangan globalisasi atau membiarkan Bahasa Indonesia perlahan – lahan terkikis dan tergantikan dengan bahasa – bahasa alay? Tidak ada salahnya kita mulai mencintai dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jangan sampai kita terlihat bodoh dan malu ketika melihat orang asing lebih mahir dan mencintai Bahasa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun