Mohon tunggu...
Sugeng Priyono
Sugeng Priyono Mohon Tunggu... -

Cintailah PenciptaMu terlebih dahulu, InshaAllah kita akan mendapatkan semua cinta dan cita yang diharapkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Terpadu

14 Oktober 2010   16:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:25 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran (Quality Enhancement.).

1.Berpusat pada anak (Child centered)

Keterlibatan anak diutamakan sehingga ia memiliki rasa di libatkan, karena dilibatkan ia akan merasa dihargai, setelah mereka merasa dihargai, ia akan merasa memiliki (sense belonging), rasa memiliki inilah menjadi pendorong munculnya kebutuhan atau motivasi berprestasi (need for achievment).

2.Memberikan pengalaman langsung (Otentik)

murid diberikan kesempatan berinteraksi langsung dengan bahan kajian, pengetahuan, konsep-konsep secara langsung.

3.Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak.

Belajar bukan lagi menjadi sebuah beban apalagi keterpaksaan, belajar adalah perbuatan yang menyenangkan dan segala hal yang menyenangkan akan di ulang. Ini hukum pengulangan dalam konsep belajar behavioristik pun masih dapat muncul dalam konteks pembelajaran terpadu.

4.Menyajikan berbagai konsep bidang studi dalam suatu pembelajaran

Dari konsep-konsep yang ada dapat dipelajari secara simultan (bersama/serentak) dalam rangkaian hubungan yang bermakna tanpa label bidang studi.

5.Bersifat luwes

pembelajaran menjadi fleksibel dan luwes tanpa batasan-batasan yang formal.

6.Pemisahan bidang studi tidak begitu jelas

Bertitik tema, murid mempelajari penjelajahan, discoveri inkuiri terbuka memungkinan terjadinya lintas bidang studi, lintas konteks, lintas lingkungan, sehingga secara nyata batas bidang studi menjadi trasnsparan bahkan tertembus secara integrasi.



Kelebihan Pembelajaran Terpadu

1.Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.

2.Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak. Kebutuhan yang dipenuhi menumbuhkan kenikmatan, kenyamanan, penghargaan, dan menumbuhkan motivasi-mitivasi baru dalam belajar.

3.Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna, sehinga hasil belajar akan dapat bertahan lama.

4.Pembelajaran terpadu menumbuhkan kembangkan keterampilan berpikir anak. Mendorong perkembangan berbagai alat-alat pikir/kognitif secara alami.

5.Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak.

6.Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.

Keterbatasan Pembelajaran Terpadu

1.keterbatasan terklait dengan penyelenggaraan, artinya pelaksanaan pembelajaran menuntut berbagai konsekuensi.antara lain:

a.komitmen guru sebagai guru, artinya guru tidak sekedar mengajar

b.ketersediaan sarana prasarana

c.keterbatasan kultural bangsa ini yang mendorong setiap pejabat untuk mengontrol.

2.Keterbatasan konteks pelaksanaan.

a.secara teknis evaluasi yang menuntut guru untuk mengevaluasi tidak hanya hasil tetapi justru pada proses.

b.mengubah pola pembelajaran dari start mata pelajaran ke start tema atau peristiwa otentik tidak mudah bagi guru.



Landasan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu

1.Progresivisme

John Dewey seorang tokoh pendidikan anak yang terkenal dengan semboyan: Learning By Doing dan dibakukan dalam kurikulum ”Progresif” mengamanatkan, bahwa pembelajaran pada anak usia muda hendaknya dikemas dalam suau kerja yang bersifat alamiah (Roeseau), nyata sehingga informasi yang diperoleh anak tidak artifisial.

2.Konstruktivisme

Roesseau menyatakan belajar janganlah dipaksakan, anak hendaknya di dorong untuk belajar secara alamih.

3.Developlmentally Approprite Practice

Bredekamp (1997) menyatakan pembelajaran pada anak hendaknya disesuaikan dengan perkembangan anak dan individual masing-masing anak.



Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu

1.Prinsip Penggalian Tema

a.Tema hendaknya tidak terlalu luas tetapi juga tidak terlalu sempit tetapi dapat digunakan memungkinkan menghubungkan berbagai konsep, sehingga konsep-konsep menjadi bermakna.

b.Tema harus bermakna, artinya tema yang dikaji harus memberikan bekal belajar siswa selanjutnya.

c.Tema sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis siswa.

d.Tema yang dikembangkan dapat menampung minat anak.

e.Tema mempertimbangkan peristiwa otentik yang terjadi di sekitar

f.Tema mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, sehinga tidak menyimpang.

g.Tema mempertimbangkan kletersediaan sumber belajar.

2.Prinsip Pelaksanaan

a.Guru bukianlah aktor tunggal yang memerankan sebagai seorang ahli, nara sumber, orator, pengarah yang mendominasi pembelajaaran.

b.Tugas secara jelas didiskusikan antara guru dan siswa.

c.Guru memiliki sikap terbuka dan akomodatif terhadap ide-ide siswa yang terkadang tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.

3.Prinsip Evaluasi

a.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri sendiri (self assesment) disamping penggunaan teknik evaluasi lainnya.

b.Guru mengajak murid mengevaluasi pemerolehan belajar yang dicapai berdasarkan kriteria pencapaian tujuan yang telah disepakati bersama dalam kontrak.

c.Penekanan evaluasi pada proses dan hasil.

4.Refleksi

Pada pembelajaran konvensional dapak pengiring (nurturent effect) kurang tersentuh guru, sebagai akibat target penyelesaian materi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun