Mohon tunggu...
Rustam Bostan
Rustam Bostan Mohon Tunggu... -

Bekerja sebagai Staf Desa. ini alamat we-blog saya http://www.ipasang.penahijau.net/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memilih Laozi

2 Mei 2016   00:17 Diperbarui: 2 Mei 2016   00:42 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Aklamasi dalam kemenangan Yardi terjadi sebab menurut info yang dibisa dijelaskan di sini, bahwa telah terjadinya Intervensi terhadap DPK (Dewan Pengurus KNPI Kecamatan) untuk tidak memberikan rekomendasi kepada calon ketua KNPI lainnya, sehingga Yardi terpilih sebagai calon tunggal (Aklamasi).


Patut diapresiasi strategi dan taktik yang digunakan oleh senior ini, saya kemudian mengaitkannya dengan sebuah kutipan dalam buku The Art Of War.
“Seratus kemenangan dalam seratus pertempuran, bukanlah yang paling hebat. Namun menaklukkan militer lawan tanpa bertempur, itulah yang paling hebat” Sun Tzu (The Art Of War)”


Namun dalam kutipan ini, bukan berarti saya menyebut senior Yardi sebagai petarung yang hebat sebagaimana apa yang dibahasakan oleh Sunzi sering ditulis Sun Tzu (Nama Asli dari Sun Wu) dan menjadi seorang yang hebat tidak bisa sepenuhnya kita maknai sebagai sebagai sesuatu yang baik. Sebab dalam memberikan penilaian, kebaikan itu dinilai sebagaimana prosesnya.


Saya heran, Aklamasi terjadi tanpa penolakan dari pihak manapun, padahal dalam Musda itu ada puluhan organisasi yang turut serta. Dan tentu mereka punya hak untuk menolak gerakan “pem-bunuh-an demokrasi” itu.


Sebelum saya membaca sedikit riwayat tentang Sun Tzu, saya terhenti pada Pemikir termasyur dalam filsafat tionghoa bernama Lao Tzu (Laozi). Laozi adalah salah satu pengurus arsip di pengadilan negara (pejabat) pada masa Dinasti Zhou pada abad ke-6 Sebelum Masehi yang meninggalkan jabatannya karena kecewa dengan pemerintahan yang dijalangkan dengan cara-cara yang tidak baik.
Diakhir tulisan ini, jika kita masih mengakui proses Aklamasi itu tidak benar dalam era Demokrasi ini maka, tentu diam bukanlah jawaban yang tepat. 


“kritik bukanlah melulu penolakan atas dunia, melainkan sebuah upaya rasional untuk memberikan tanggapan terus-menerus atas apa yang ada” Immanuel Kant. (Takalar, 01 Mei 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun