Mohon tunggu...
Rustam Bostan
Rustam Bostan Mohon Tunggu... -

Bekerja sebagai Staf Desa. ini alamat we-blog saya http://www.ipasang.penahijau.net/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memilih Laozi

2 Mei 2016   00:17 Diperbarui: 2 Mei 2016   00:42 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Seratus kemenangan dalam seratus pertempuran, bukanlah yang paling hebat. Namun menaklukkan militer lawan tanpa bertempur, itulah yang paling hebat” Sun Tzu (The Art Of War)”

23-24 April 2016.


23 April kemarin memberikan kesan tersendiri bagi saya. Bersama teman, saya baru kali ini berpartisipasi dalam perayaan Hari Bumi di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup atau lebih sering disebut PPHL Puntondo, Desa Laikang Kecamatan Mangngarabombang Kabupaten Takalar (23-24 April 2016).


Setelah hari bumi, pada 24 April 2016, juga diperingati sebagai Hari Buku. Keterkaitan antara Bumi dan Buku bukan hanya sekedar perayaannya yang hampir bersamaan. Namun, semua itu tentu ada hal-hal yang belum bisa dibaca dengan pengetahuan yang minim.


Pada tanggal 23-24 April 2016, juga telah dilaksanakan Musyawarah Daerah (MUSDA) KNPI Kabupaten Takalar di Pantai Bintang Desa Mappakalompo Kecamatan Galesong, Takalar.
Sore itu, dalam perayaan Hari Bumi hp saya berdering, rupanya senior saya menelpon dan dalam pembicaraan kami di udara, senior saya menanyakan kehadiran saya di wisata pantai Bintang. “Maaf kanda, ada juga acaraku di PPLH Puntondo, saya jadi Volunteer dalam perayaan Hari Bumi, maaf kanda ndak bisaka temaniki” jawabku padanya.


26 April 2016.


Meski tak sempat hadir dalam Musda KNPI Kabupaten Takalar yang digelar beberapa hari kemarin, saya tak jua lupa menanyakannya kepada teman karib saya. “Saya tidak menyelesaikan acaranya, banyak kejanggalan yang terjadi” seru teman saya dengan nada yang begitu kecewa.


Hari itu, langit tak begitu cerah seperti kaca yang sebentar lagi pecah dan hujan. Sayapun membuka pesbuk untuk mengklarifikasi berita dari teman saya.


Ternyata benar. Musda KNPI yang dilaksanakan di Pantai Bintang Galesong, melahirkan Yardi sebagai Ketua KNPI baru menggantikan Sirvan Mone, dan Wahyudin Mapparenta sebagai Sekretarisnya. Yardi yang sebelumnya adalah Sekretaris KNPI (2013-2015) terpilih secara aklamasi.
Di pesbuk maupun di BBM, kemenangan Yardi bagi pihak lain (kontra) menjadi perbincangan, kecurangan salah satunya dari kekecewaah Musda itu.


Kemenangan yang dikantongi Yardi tanpa harus melalui proses pemilihan sebagaimana Musda yang telah dilakukan sebelumnya adalah hal yang luar bisa di era demokrasi ini. Bagaimana tidak, pasalnya ungkapan Domokrasi sudah bukan lagi kata yang asing di Butta Panrannuangta apalagi berbicara Implementasinya, sehingga beberapa pihak yang kecewa mengatakan “Kematian Demokrasi”. Berbicara tentang demokrasi ini, Goenawan Muhammad pernah menulis “Demokrasi dan Desilusi” buku ini ditulis sebagai kritikan Goenawan Muhammad terhadap reformasi 1998 yang dianggapnya gagal. Demokrasi dan disilusi menurutnya adalah Demokrasi yang mengecewakan.


Lebih lanjut lagi, berbagai informasi saya gali mengenai kemenagan senior saya Yardi. Sebagai junior tentu saya menghormatinya. Saya menganggap beliau senior sebab dalam beberapa aktivitas organisasi saya banyak berjumpa dengan beliau. Dan salah satu kebanggaan saya terhadapnya, karena diusianya yang sudah lebih dari 30an tahun banyak mengantongi prestasi, atau jabatan stategis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun