[caption caption="mannequins no head in clothes shop-jeddah/pic-my doc."][/caption]
Saudi Arabia memang negri yang unique, pemerintahannya yang mengadopsi sistem Islam hampir diterapkan disegala lini kehidupan bagi warganya.
Salah satunya adalah masalah hiasan kota, di kota Jeddah ini ibaratnya seperti setiap bundaran jalan raya/square/dhower dihiasi dengan semacam patung atau monuments, tak heran Jeddah layak juga disematkan kota dengan seribu dhower/square/ patung/monuments ditengahnya.
Sudah bukan hal aneh jika orang lebih akrab menyebut alamat tempat tinggal dengan menyebut dekat bundaran patung tertentu daripada menyebut nama jalan raya.
Tapi jangan salah patung atau monument yang dipajang ditengah bundaran kota bukan patung sembarangan, patung atau monument tersebut harus sesuai dengan kaidah hukum Islam, salah satunya tak boleh memajang patung atau monument berbentuk makhluk bernyawa.
[caption caption="monuments ditengah taman-ballad-jeddah/pic-doc.pribadi"]
Tak heran karena peraturan tersebut, kebanyakan bundaran kota dihiasi monument seperti, guci atau bejana atau sepeda raksasa atau alat pena, dhower falak/monument bintang dan alam semesta dll.
Begitupun di pusat perbelanjaan, tak boleh toko pakaian memajang mannequin/boneka manusia secara utuh.
Untuk mensiasatinya para pemilik toko memajang mannequins berbentuk manusia tapi tanpa kepala, jadi jangan kaget jika ke Saudi Arabia, anda menemukan semua mannequins tanpa kepala dipajang ditoko dengan mengenakan pakaian yang ditawarkan.
[caption caption="mannequins tanpa kepala ditoko pakaian jeddah/pic-doc.pribadi"]
Untuk iklan promo di photo/display/board/papan electric-pun sama saja, kebanyakan jika menampilkan sosok yang handsome atau cantik,serta masih muda, wajah mereka sengaja di blurr..dan menjadi samar/buram,jika adapun bintang iklannya misal anak balita atau laki-laki dewasa dengan pakaian sopan.
Hal ini dilakukan karena negara Saudi Arabia, menerapkan hukum Islam dalam setiap tindakan warganya, semua ada rambu-rambunya.
Tak heran karena menerapkan hukum Islam tourism di Saudi Arabia masih hanya mengandalkan dari sektor umroh dan haji, sektor turis umum sepertinya belum dibuka secara menyeluruh, karena takut terjadi bentrokan budaya antara para turis asing( non islam)dengan warga lokal.
Sementara bagi expatriate, mereka mau tidak mau harus tunduk dengan aturan yang ada, jika ingin bebas sudah disediakan pemukiman/compound bagi warga negara asing untuk berekpresi sesuai dengan budaya mereka,tentunya tidak boleh berlebihan dan harus menghormati warga muslim lainnya.
[caption caption="patung tak berkepala di toko abaya-jeddah/pic-doc. pribadi"]
Makanya agak heran juga dengan sikap Bupati Purwakarta-Jabar,mengaku Muslim tapi hobby membuat patung aneh-aneh, begitu dikomplain oleh warganya beliau tak terima.
Jika membuat air mancur raksasa itu lebih bagus daripada membuat patung Arjuna ditengah kota dengan biaya APBD, jika sebelumnya belum mengerti, tak usahlah menambah patung baru dengan biaya APBD yang sudah ada biarkan tanggung jawab pemimpin dan pembuatnya terdahulu,jika berpedoman karena Indonesia bukan negara agama.
Ya..ini opini saya saja, khususnya daerah yang majoritas berpenduduk Muslim.
]
Ada hadish bijak mengatakan sbb:
"Sesungguhnya para malaikat itu tidak akan masuk rumah yang di dalamnya ada anjing atau lukisan benda hidup." HR. Al-Bukhari (3053) dan Muslim (2106).
Dan satu lagi...:
"Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak lagi disebut gambar.” (HR. Al-Baihaqi
Demikian sekedar berbagi dan beropini..!
Wassallamah..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H