[caption caption="border saudi-iraq"][/caption]
Saudi Arabia dalam beberapa tahun belakangan ini,mendapat begitu banyak tantangan menyangkut keamanan nasional-nya.
Disebelah Utara-Timur laut perbatasan dengan Iraq, menjadi prioritas bagi Saudi Arabia untuk mengamankan teritorialnya dari pengaruh ISIS maupun paham Syiah-Iraq-Iran,Saudi Arabia sebagai negara kerajaan tentu tak sepaham model aliran radikal macam ISIS, belum lagi pengaruh revolusi Arab spring yang ternyata, bukan membawa perubahan kearah lebih baik,tapi malah membawa petaka bagi negara-negara Arab lainnya, macam Mesir, Libya, Tunisia, Iraq,Yaman dan Syria.
Dikarena kan itu sebagai ancaman bagi Saudi Arabia, beberapa tahun lalu dibangun border terpanjang di Saudi Arabia sepanjang 960 km antara wilayah dekat Kuwait-yakni kota Hafar Al Bathin hingga kota Turayf dekat Jordanian.
Kebetulan tempo hari saya ngobrol-ngobrol dengan dua Askari-Tentara Arab, berasal dari Propinsi Ha'il dan bertugas dikota Rafha,kota kecil yang berbatasan langsung dengan Iraq dan merupakan basis pasukan ISIS disebrangnya.
[caption caption="border saudi-iraq"]
Menurut beliau bertugas disepanjang perbatasan Saudi Arabia-Iraq,mempunyai tantangan tersendiri, tapi berhubung beliau lahir dan membesar di wilayah tersebut, jadi enjoy saja bertugas sebagai Askari diperbatasan Saudi Arabia-Iraq.
Lazimnya suatu perbatasan antar dua negara pastinya dipasang berbagai alat canggih seperti camera pengintai, drone, pesawat tempur dan peralatan militer lainnya yang berbiaya mahal pastinya.
Saudi-Iraq saat ini sepertinya, tidak semesra dulu, sebelum ISIS dan Syiah begitu mendominasi Iraq dan Syria, juga kekuatiran sikap agresor Iraq sewaktu di pimpin Saddam Husain dulu, membuat Saudi Arabia sepertinya menjaga jarak dengan jirannya.
Saat ini sangat jarang ditemui ada warga Iraq yang bekerja di Saudi dan sebaliknya, saya baru satu kali jumpa ada warga Iraq bekerja di Saudi, berbeda dengan warga Syria, Egypt, Yaman, Jordan dan Lubenan, Tunisia, Maroko dan Sudan yang banyak warganya berbisnis dan bekerja di Saudi Arabia, juga terjadi pertukaran budaya dan bahkan terjadi kawin campur antar warga negara tersebut.
Tapi dengan warga Iraq? sangat jarang terjadi pengaruh budaya dan pertukaran kawin silang juga bisnis antar dua negara terkait, padahal secara gheografis sangat dekat, tapi pada prakteknya keduanya saling membatasi diri dari pengaruh paham sunni-syiah.