Mohon tunggu...
Sayeed Kalba Kaif
Sayeed Kalba Kaif Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan” (QS. Adz-Dzariyat:7)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saudi Arabia Siap Menerima Pekerja dari Bangladesh Lagi Setelah 7tahun dihentikan

2 Februari 2015   14:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:58 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.chinapage.com Ganti pemerintahan atau ganti Raja,rupanya ganti juga kebijaksanaan,ini yang terjadi dengan Saudi Arabia. http://www.saudigazette.com.sa/index.cfm?method=home.regcon&contentid=20150202232436 Terutama sekali menyangkut perekrutan tenaga kerja dari Bangladesh,rupanya selama ini 7tahun tidak banyak yang tahu jika Saudi Arabia sudah lama tidak mengambil pekerja dari Bangladesh,jadi yang ada selama ini adalah pekerja yang sudah lama bekerja di Saudi Arabia. Kasusnya sendiri lupa-lupa ingat ada yang bilang karena pekerja Bangladesh memperkosa wanita Saudi secara beramai-ramai di Riyadh,sehingga menjadikan kemarahan seluruh rakyat Saudi Arabia yang berujung pembannedan terhadap pekerja dari Bangladesh,ini kalau tidak salah lho..! Kembali dengan masuknya pekerja dari Bangladesh per 1 februari 2015,pekerja dari Bangladesh umumnya ulet mau digaji kecil dan siap dipekerjakan dibidang apapun,baik bagian kebersihan dijalan-jalan hingga kerja di restaurant dan pabrik-pabrik. Yang jelas sih satu tantangan keras buat pemerintah Indonesia yang masih adem ayem dengan moratoriumnya,seolah-olah kita sudah sanggup menyediakan lapangan kerja saja dengan gaji yang memadai. Padahal di kabupaten jateng masih banyak UMR yang digaji 900rb-1jt rupiah/bulan,itu saja berebut antri. Kalaupun ada lowongan kerja ke Asia pacifik jumlahnya terbatas dan biayanya mahal sekali,serta harus kena potong gaji selama 9bulan,belum lagi masa kontrakanya yang sangat singkat hanya dua tahun dan paling banter nambah 1tahun,setelah itu tidak boleh lagi kembali kerja di asia pacifik/ini khususnya ke taiwan yang saya tahu,japan,korea  juga begitu saya rasa,pendidkan juga harus lumayan tinggi walau hanya kerja prt pokonya sayaratnya ketat dan bersaing hebat.beda jauhlah dengan ke Saudi Arabia yang mau menerima apa adanya,pekerja dari Indonesia. Saya sih tidak ada motif apa-apa membuat tulisan begini,hanya saja sebagai negara besar dengan jumlah penduduk 250jt-an,seyogyanya pandai memanfaatkan peluang yang ada dan sdm yang ada sebaik mungkin. Jangan sampai karena kebijaksanaan yang penuh gengsi,orang hendak kerja di Saudi Arabia /Timur Tengah terhalangi kesempatannya. Kalau mau bijak,cukuplah membuat perlindungan terhadap pekerja di LN,tanpa perlu harus moratorium sampai berlarut-larut,Philipine,India,pakistan dan Bangladesh sudah mengirim pekerja kemana-mana dan pandai mengambil kesempatan yang ada,kita hanya mengeram sdm kita di dalam negri sampai membusuk,karena tidak berkembang dengan gaji ala kadarnya. Boro-boro kerja di dalam negri mikirin beli rumah atau beli tanah, bisa makan untuk sebulan saja sudah lebih dari cukup,masalahnya gaji cuma pas-pasan hanya cukup untuk makan di warteg dan makan mia ayam serta siomay ala kadarnya,malahan ada yang makan siangnya cuma makan nasi kucing,bagaimana tidak langsing dan kurang gizi jika menunya saja nasi kucing,setiap hari. Intinya beri kebebasan bagi wni untuk bisa kerja kemanapun termasuk Saudi Arabia,yang paling penting perlindungan kerja dan syarat jangan yang mempersulit calon tki,apa tidak ngiler ya dengan devisa yang cukup banyak dari tki? Semakin banyak devisa dari luar negri masuk ke Indonesia,semakin kuat posisi ekonomi kita,termasuk dari sektor TKI. Yang jelas negara lain macam Bangladesh,Pakistan,dan Ethiopia merengek-rengek agar dibuka kesempatan kerja di Saudi Arabia bagi   negara tersebut,kita malah jual mahal dengan menerbitkan moratorium,padahal di dalam negri banyak pengguran terselubung yang hanya jadi beban masalah sosial Semoga pemerintahan kita dibawah Presiden Jokowi lebih gesit lagi mengambil kesempatan yang ada..! Wassallamah..!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun