Mohon tunggu...
Sayeed Kalba Kaif
Sayeed Kalba Kaif Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan” (QS. Adz-Dzariyat:7)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

TKW Kita Dilarang Kerja di Bahrain?

18 Februari 2015   13:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:59 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="310" caption="www.abc.net.au/Maids in Saudi Arabia"][/caption]

Begini nih jika terlalu banyak aturan dan larangan,akhirnya berbagai cara dilakukan oleh para calon tkw yang hendak kerja di Timur Tengah/Saudi Arabia khususnya. Termasuk lewat Bahrain,yang kedepan ternyata akan dilarang juga mulai per 1maret 2015,seperti diberitakan Saudi Gazette. http://www.saudigazette.com.sa/index.cfm?method=home.regcon&contentid=20150218234221 Bagaimana para tkw tidak ngiler pengin kerja di Saudi Arabia,selaian gajinya lumayan besar,minimal 1200sr/bulan@1sr=3600 rupiah-an seperti yang dikehendakai oleh pihak KJRI-Jeddah(jika tidak segitu tidak boleh cuti alias bablas pulang aje selamanya di Indonesia).

Semantara di Bahrain gaji prt hanya 800sr/bulan,tapi herannya mengapa ke Saudi yang merupakan negara besar baik pangsa pasarnya maupun gajinya,malah terkena moratorium tidak selesai hingga hari ini. Ke Saudi itu tkw muslim banyak yang ingin selain bekerja bisa juga pergi haji atau umroh dengan gratis  maupun biaya murah,jadi bisa sekali tepuk dua jeuntungan didapat oleh para tki muslim kita.

Selain itu kerja ke Saudi,dulu malah dapat duit besarnya kalau tidak salah 2,5juta dari pjtki,plus gratis,beda dengan ke Asia Timur,selain bayar mahal juga kena potong gaji sampai 9bulan,plus syaratnya juga ketat. [caption id="" align="aligncenter" width="240" caption="www.jayamaids.com/Biggest Supplier from Central Java / Indonesia"]

[/caption]

 

Belum lagi perlakuan racis dari negara macam spore dan msia,yang suka menulis promosi discon maid javalah,maid indonesia-lah. Beda ke Timur Tengah,tkw diperlakukan tidak sampai segitunya...hanya saja memang perlu perbaikan macam harus libur 2minggu sekali misalnya,agar terpantau nasib tkw tersebut,kalau bisa jangan sistem kafil atau sponsor,tapi sitem agen agar terpantau nasibnya dan jika tidak cocok bisa pindah kerja tanpa harus menjadi tkw kaburan atau ilegal,tentu sistem agen yang pro prt,bukan agen mcm asia pasifik yang meras prt sampai 9bulan prt kena potong gaji.

Selain itu nasib prt muslim jika kerja di saudi arabia setidaknya aqidahnya terjaga karena,mereka memasaka makanan halal,bukan macam ke asia pasific,banyak tkw muslim yang dipaksa/suka tidak suka memasak makanan non halal macam  membuat sop babi,kodok,ular dll. Negara Philipine saja,tetap mengirim tkwnya ke saudi arabia,walau dengan syarat tertentu,gaji mereka juga cukup besar bisa mencapai 1500sr/bulan ini paling kecil,mungkin kita kalau mau serius bisa minta gaji 1200-1500sr/bulan Insya Allah akan di turuti oleh orang arab. Dollars lagi tinggi nih..gak minat ya pengin dapat devisa dari para tki?

Negara kita negara besar 250jt-an,para tki tidak akan ke LN jika didalam negri gaji besar dan tersedia lowongan kerja untuk  setiap usia produktif,bukan macam sekarang mau kerja pabrik aje berebut dan hanya diambil para lulusan SMA yang baru tamat alias yang masih lugu-lugu,pakai ditahan pulak ijasahnya biar gak bisa kemana-mana sesuai dengan kontrak yang berlaku. [caption id="" align="aligncenter" width="310" caption="article.wn.com"]

[/caption]

 

Belum lagi UMR macam di jateng bagian selatan/barat UMR-nya saja masih murah banget 900rb-1jt rupiah/bulan,bagaimana orang tidak milih kabur kerja ke LN dengan berbagai cara. Kalau mau sukses mengurangi prt,contoh msia dan china negara mampu menyediakan lapangan kerja bagi setiap warga negara usia produktif,gaji juga ok,makanya mereka tidak ada yang namanya prt dari china atau malaysia,karena pemerintahnya cerdas mengundang investor asing,nah dikita bisa apa?pemerintah hanya sibuk dengan urusan partai atau politik melulu tanpa ada habisnya.

Kalau di dalam negri tersedia lapangan kerja dengan gaji yang medekati gaji prt di LN,sudah pasti para prt tidak ada yang mau menjadi prt di LN,jangan macam pemerintahan sekarang,lapangan kerja belum tersedia main wacana stop prt saja,memangnya perut bisa diajak kompromi pakai malu segala ada warganya menjadi prt di LN. Kalau pemerintah/jkw malu sediakan dulu lapangan kerja baru stop prt, itu baru bijak atau hukum pasar akan berlaku prt tidak laku lagi,karena lapangan kerja di dalam negri melimpah ruah dengan gaji yang tidak jauh dengan menjadi prt di LN. Wassallamah..?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun