Mohon tunggu...
T Towels
T Towels Mohon Tunggu... -

apapun dibumi ini, tidak akan pernah berguna, tanpa adanya hati yang tulus.....semuanya tidak akan pernah sempurna.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilih Caleg Ibarat Memilih Durian

11 November 2013   10:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:19 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilih Caleg Ibarat Memilih Durian, Anda  kenal buah durian ? jawabanya sudah barang tentu  iya, buah yang sangat menggoda karena harumnya, tiap siapapun yang  melaluinya, walau mahal harganya tak pelak orang tetap membeli dan menyantapnya, walau demikian, tidak sedikit para pembeli merasa tertipu dan menggerutu,  karena buah yang dapat melukai jika salah menyentuh itu, saat dibuka, tak jarang isi buahnya tidak seperti harumnya kadang anyep, pahit bahkan busuk Pilih Caleg Ibarat Memilih Durian, Kenapa saya menganalogikan Durian ? karena saya berpendapat bahwa memilih durian sama persis dengan memilih Calon Anggota Legeslatif ( CALEG ), masyarakat tidak saja dituntut cerdas, namun harus tenang, hati-hati dan diperlukan kewaspadaan untuk memilihnya, jika tidak,  pasti merasa lebih tertipu, tidak cukup dengan membuang kulitnya bagai durian untuk menghilangkan kecewa, namun akan merasa tertipu selama lima tahun, dan itu sungguh menyakitkan Semakin dekatnya april 2014, semakin ramai dipasarkan durian buah berduri itu, mulai yang kecil, besar, penyok, benjol ditiap sudut jalanan di seluruh Republik Tercinta, para markerter pun bersliweran dengan berbagai alat peraga, dan tak satupun dari mereka yang mengatakan durianya anyep, pahit atau busuk, meskipun marketer tahu kalau durenya sangat anyep bahkan mungkin tak layak untuk dimakan…. malah lantang terus menggoda, dan selalu mengatakan durianya legit, manis dan buahnyapun tebal, hmmmmm….siapapun akan menelan ludah (saya yang menulispun ikut menelan ludah membayangkan ),tak peduli orang akan sakit perut, muntah-muntah dan mungkin diare akut yang bisa berujung dengan kematian pertanyaanya salah siapakah ? markerter kah atau  tengkulaknya ? jika saya berpendapat jelas salah tengkulaknya, seorang marketer durian jarang di pegang orang-orang yang profesional,mereka adalah hanya orang biasa para pengikut tengkulak yang berorientasikan bayaran bahkan doktrin, hanya ada kata satu durian,  dan durian dialah yang terbaik para tengkulak seharusnya melakukan seleksi dengan lebih selektif, mana duren yang layak dijual dan mana yang tidak, parahnya lagi para tengkulak main mata dengan pemilik pohon, agar dapat mengambil durianya untuk dipasarkan kemasyarakat, walau tahu duriannya mentah yang perlu disekap untuk mematangkanya, dan dipastikan akan kurang baik NAMUN…!! sesungguhnya cara ampuh untuk menghukum para tengkulak yang pada lima tahun terakhir benar benar menipu karena durianya tidak berkwalitas, dan banyak yang busuk adalah MASYARAKAT….MASYARAKAT INDONESIA kita sebagai masyarakat harus bijak, melihat, mengamati dan memilih durian dari para tengkulak, karena tanpa kita sesungguhnya mereka akan bangkrut dengan sendirinya dengan menyisakan durian-durian yang busuk Hati-hati tangan anda dan waspada ingin mencium harumnya, bibir dan hidung anda akan terluka dan berdarah karena durinya, amati dengan seksama, ingat pengalaman anda lima tahun yang lalu saat belah duren, manis, legit, anyep, pahit atau busuk….. Waspada jangan salah pilih !!! ……dan selamat menyantap durian t.towels kabarpemiludepok.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun