Saya berkali-kali terjatuh dalam lubang yang sama, tergelincir dalam kemaksiatan yang sama, terjerembab dalam jurang nista yang sama pula. Entah saya harus merebah kemana agar dapat terbebas dari permainan hidup yang begitu kompleks ini.
Rutinitas yang semakin hari tiada arti, mengundang ribuan resep bencana yang kerap meluluhkan jiwa ke dalam samudra tanpa tepi. Samudra yang di dalamnya terdapat banyak bahan dengki, hasud, kejahatan, gossip, kemunafikan, kesombongan dll. Begitupun ketika lingkungan mencoba mengobrak-abrik isi kepala tak kuat menahan, tak kuat melawan, sedang iman selalu dipermainkan dalam kesadaran dan kekhilafan.
Satu kata yang terlontar hari ini adalah "lelah". begitu lelah harus menyeberangi lautan diri, menyelami relung-relung jiwa, meredam semua amarah dan mengikis segala nafsu yang merajalela.
Adakah perjalanan yang lebih terjal selain perjalanan menyelami diri sendiri ?
atau...Adakah peperangan yang lebih hebat selain peperangan melawan hawa nafsu ?
manusia hari ini bisa saja terlihat kuat di depan manusia lain, tetapi ia akan bertekuk lutut melawan dirinya sendiri. Sejatinya peperangan yang begitu nyata adalah peperangan melawan diri sendiri.
Kelemahan yang kita miliki sekarang hanya jadi santapan lezat bagi para iblis, sialnya, iblis lebih cerdik dan bahkan lebih tau kelemahan kita dimana. Setiap manusia mempunyai beragam kelemahan, ada yang kelemahnya ada pada wanita, pada harta, tahta, dll.
manusia yang memiliki kelemahan ada pada wanita, iblis tak tanggung-tanggung menggodanya lewat sentuhan hangat yang menjelma sebagai tubuh yang sexy, menggodanya dengan kepuasan nafsu syahwat, menggirinya kepada tempat sepi hingga melakunan berstubuh atau beronani.
Manusia yang kelemahanya ada pada harta, senantiasa iblis menggodanya agar manusia melakukan tindak kejahatan, seperti korupsi, suap menyuap dll. begitupun dengan manusia yang cenderung kelemahanya pada tahta, iblis senantiasa menggoda agar manusia mau menghalalkan segala cara demi meraih kedudukan penguasa. dan masih banyak sekali jika harus menjelaskan kelemahan manusia.
Manusia yang cerdas ia senantiasa akan memperkuat kelemahanya, apapun itu jenis kelemahanya, karena ia sadar kelemahannya adalah santapan empuk bagi para iblis untuk menjerumuskan dirinya kedalam lubang kemungkaran. Sedangkan manusia yang acuh tanpa ia mau menyelidiki kelemahanya, barangkali iblispun lebih mudah dalam menggodanya.