Mohon tunggu...
Gatra Maulana
Gatra Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

warga semesta yang sekedar ikut etika setempat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Berperang Melawan Diri

2 Mei 2015   14:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:27 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430551059900363321

Saya berkali-kali terjatuh dalam lubang yang sama, tergelincir dalam kemaksiatan yang sama, terjerembab dalam jurang nista yang sama pula. Entah saya harus merebah kemana agar dapat terbebas dari permainan hidup yang begitu kompleks ini.

Rutinitas yang semakin hari tiada arti, mengundang ribuan resep bencana yang kerap meluluhkan jiwa ke dalam samudra tanpa tepi. Samudra yang di dalamnya terdapat banyak bahan dengki, hasud, kejahatan, gossip, kemunafikan, kesombongan dll. Begitupun ketika lingkungan mencoba mengobrak-abrik isi kepala tak kuat menahan, tak kuat melawan, sedang iman selalu dipermainkan dalam kesadaran dan kekhilafan.

Satu kata yang terlontar hari ini adalah "lelah". begitu lelah harus menyeberangi lautan diri, menyelami relung-relung jiwa, meredam semua amarah dan mengikis segala nafsu yang merajalela.

Adakah perjalanan yang lebih terjal selain perjalanan menyelami diri sendiri ?

atau...Adakah peperangan yang lebih hebat selain peperangan melawan hawa nafsu ?

manusia hari ini bisa saja terlihat kuat di depan manusia lain, tetapi ia akan bertekuk lutut melawan dirinya sendiri. Sejatinya peperangan yang begitu nyata adalah peperangan melawan diri sendiri.

Kelemahan yang kita miliki sekarang hanya jadi santapan lezat bagi para iblis, sialnya, iblis lebih cerdik dan bahkan lebih tau kelemahan kita dimana. Setiap manusia mempunyai beragam kelemahan, ada yang kelemahnya ada pada wanita, pada harta, tahta, dll.

manusia yang memiliki kelemahan ada pada wanita, iblis tak tanggung-tanggung menggodanya lewat sentuhan hangat yang menjelma sebagai tubuh yang sexy, menggodanya dengan kepuasan nafsu syahwat, menggirinya kepada tempat sepi hingga melakunan berstubuh atau beronani.

Manusia yang kelemahanya ada pada harta, senantiasa iblis menggodanya agar manusia melakukan tindak kejahatan, seperti korupsi, suap menyuap dll. begitupun dengan manusia yang cenderung kelemahanya pada tahta, iblis senantiasa menggoda agar manusia mau menghalalkan segala cara demi meraih kedudukan penguasa. dan masih banyak sekali jika harus menjelaskan kelemahan manusia.

Manusia yang cerdas ia senantiasa akan memperkuat kelemahanya, apapun itu jenis kelemahanya, karena ia sadar kelemahannya adalah santapan empuk bagi para iblis untuk menjerumuskan dirinya kedalam lubang kemungkaran. Sedangkan manusia yang acuh tanpa ia mau menyelidiki kelemahanya, barangkali iblispun lebih mudah dalam menggodanya.

Demikianlah yang sedang saya rasakan hari ini, sebuah perjuangan yang tiada henti dalam melawan diri sendiri (hawa nafsu), meski terjal, perih dan pedih. namun inilah realitas hakikat kehidupan. Dimana saya harus mengalami jatu bangun dalam memerangi diri dan menembus cahaya ilahi.

Salam...

*************

sumber gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun