Mohon tunggu...
Gatra Maulana
Gatra Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

warga semesta yang sekedar ikut etika setempat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memotret Sisi Lain "Kejahatan Media"

29 Maret 2015   23:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang hari-hari berkilat dalam luapan keringat, tentang nafas-nafas saling tikam dari depan dan belakang demi sebuah daging, tentang samudra pengetahuan dan teknologi yang menyimpan banyak kejayaan tapi pelan-pelan membunuh, tentang deretan angka-angka dan karna angka manusia lupa segalanya, dan masih banyak lagi tentang-dan-tentang yang manghimpun banyaknya kejadian dan keanehan.

------------------------------------------

Di zaman sekarang di tengah kompleksitas kezoliman yang semakin membara, tentulah kewaspadaan menjadi alat utama. Dengan melihat potret hari ini, tingkah laku manusia yang semakin membabi, memonopoli dan menghalalkan segala cara sampai terjadi penumpahan darah. tak di sangka bahwa : kekejaman dan kejahatan sudah menjadi hal lumrah dimata mereka. Bukan hanya kejahatan fisik saja yang sedang terjadi, barangkali, jika dilihat dari sisi lain, sebetulnya kejahatan tidak melulu tentang fisik, ada kejahatan non fisik dan itu sangat esensial jika di telusuri lebih dalam, dan kejahatan tersebut sedang melingkari tubuh kita.

Entah disadari atau tidak, apa yang kita lihat sebagai bentuk kenyamanan, tetapi sebetulnya kenyamanan tersebut merupakan produk daripada kejahatan yang belum semua orang menyadarinya. Lantas seperti apa kejahatan itu, sehingga kebanyakan orang asik dan nyaman dibuatnya.

Salah satunya adalah Media

Secara pikiran umun, edia yang hari ini kita rasakan sudah menjadi makanan sehari-hari, tanpa media kehidupan diibaratkan seperti sayur tanpa garam, asrep tak sedap. berkat media kita jadi tahu selak beluk informasi dunia, berkat media juga kita tidak ketinggal jaman, selalu mengikuti peradaban yang lebih maju dan modern. setiap hari bahkan setiap waktu media sudah menjadi pedoman hidup kita, peran media dalam usaha bisnispun sangat menguntungkan. Di tambah pula dengan adanya media sosial seperti fecbook, twitter, instagram dlsb. Wahh sangat menarik bukan hidup ini.

Lantas adakah sisi lain dari keburukan atau kejahatan media, lalu kejahatan apa yang membuat manusia hancur karna ulah media ?

Media yang hari ini sudah menjadi kekuasaan di Indonesia, dengan kekuasaanya media tak lagi menjadi pelakon obeyektif dalam menuangkan informasi, kedudukan media saat ini tidak lagi netral dan tidak lagi independen dalam menjalankan programnya. karna memang pada kenyataann media sudah nyempung dalam lingkaran politik. Jelas, orientasi yang di pakai adalah profit. Bukan lagi integritas.

Seperti tayangan media televisi yang sangat berpengaruh terhadap kecerdasan bangsa, tetapi sangat miris sekali jika tontonan atau tayangan yang di sampaikan setiap hari tidak bermutu sama sekali, alias (nyampah). produk negatif yang sengaja dijual untuk menghasilkan rating yang tinggi dan mendapat keuntungan lebih besar tanpa sekali peduli nasib bangsa. Seperti halnya level kecerdasan anak-anak menjadi menurun, anak sudah tidak lagi mengedepankan fikirnya karna anak selalu diajarkan kebohongan untuk menjadi manusia super cantik dan keren. Berkat tayangan yang tidak bermutu, anak atau bocah sekarang sudah suka berdandan, pacaran, bermain mesum, bahkan sekarang anak sudah berani meneropong vagina. Bukankah hal demikin sangat miris jika kelak anak cucu kita menjadi santapan lezat media. Ahh entahlah...

Bukan media televisi saja yang berefek negatif, media sosialpun sebetulnya mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan manusia bahkan bisa menghacurkan identitas diri manusia. Saat ini media sosial sudah menjadi kegiatan sehari-hari dalam proses berkomunikasi dalam lingkup global. Tetapi apakah kita pernah sadari, berkat media sosial yang sedang kita layani sekarang membuat kita lupa segalanya, ia lupa, lupa segala yang menjadi kewajiban kita di dunia, lupa waktu, lupa ada hal-hal penting yang mesti kita kerjakan selain melulu mengkonsumsi rutinitas bersosial di media.

Pernahkah kita sadari, segala rutinitas yang berbau media, dan sedihnya kita sudah menempatkan kebahagiaan dan kenyamanan kita kepada media, sehari tanpa mengecap media hidup jadi hampa, resah dan gelisah, bukankah begitu ? apa lagi jika internet tidak conect, barangkali sejumlah orang memang begitu. jelas, secara tidak langsung kita punya sesembahan lain selain Tuhan.

Media yang tak kalah naif dan premisif mudah sekali meracuni, bukan cuma anak yang menjadi korban bahkan masyarakat awampun ikut menjadi korban, opini yang di sampaikan semata menggiring ke arah kepentingan dan keuntungan lebih. bukankah hal demikian merupakan latar kehidupan yang sangat menjijikan, masyarakat diramu tak punya pegangan tentang baik dan buruk, salah dan benar, hina dan mulia. kita kehilangan wawasan kebajikan dan kebusukan. semua yang di tawarkan merupakan produk yang tidak jelas kualitasnya. pada akhirnya kita semua terjerembab dalam lubang kesesatan.

-----------------

sumber : photo
29/03/2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun