[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Kerusakan Alam | Kompasiana (Kompas.com)"][/caption]
ketika lidah mulai bergerak melontarkan kalimat lakanat tak ada kontribusi jelas hanya tawa di balik topengnya demikian pula sang halilintar pun jengah terhadap pola tingkah yang semakin membara di atas langit mulai bergemuruh atas smua kesombongan sempurna kenikmatan sesaat hanya bisa dirasakan bagi mereka yang kerap dengan segala keindahan semata dosa samar yang kian memberi gelar nafsu atas kelalaian manusia, dengan tingkah laku yang merusak kebaikan dunia ketika jalan pintas membuntu dan penyesalan akan terasa manakala potongan-potongan daging menyumpal mulut agar diam dengan seribu bahasa mungkin mereka akan siuman ketika nafas sudah sampai teronggorokan.