Mohon tunggu...
Gatra Maulana
Gatra Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

warga semesta yang sekedar ikut etika setempat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hidup Adalah Detik demi Detik saat Ini

24 Mei 2014   03:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:10 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pagi bukanlah sekedar pertanda dimulainya aktivitas manusia. Hadirnya Pagi juga, mengabarkan bahwa dunia dimulai lagi, kehidupan berputar lagi. Sebuah siklus kehidupan yang memulai dengan permainan sang waktu, detik ini merupakan penggambaran sebuah kehidupan yang real bukan kemaren bukan pula esok, namun kenyataanya masih banyak yang mengalami suatu kegelisahaan manakala kesedihan dan ketakutan membunuh setiap para jiwa-jiwa yang tenang.

dua indikator inilah yang harus dipahami antara ketakutan dan kesedihan. ketakutan itu berhubungan dengan masa depan yaitu berupa rekayasa pikiran terhadap sesuatu yg akan terjadi di massa depan, Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan berbagai kehayalan yang mengkhwatirkan terjadinya hari esok, memikirkan masa depan  tanpa adanya suatu gerakan tentu saja itu sangat  konyol dengan berimajinasi, retorika belaka tanpa adanya suatu aksi nyata,  bukankah kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi, apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak ? yang jelas hari esok masih gaib dan belum turun ke bumi. tidak perlu menunggu besok, umur Anda mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara rentetan paku bumi yang menimbulkan gumpalan keresahan, dengan bayang-bayang masa depan yang penuh ilusi, ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

kesedihan berhubungan dengan masa lalu, berupa memori dan ingatan segala yang sudah terjadi. memori yang sudah lama tertidur mengapa harus dibangunkan kembali, itu sama artinya membunuh semangat, memupuskan tekad. mengingat kenangan masa lalu atas kegagalan yang pernah terjadi, sudah seharusnya kita kubur dalam-dalam, atau menyimpanya dengan rapih di ruang penglupaan. masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada. Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, sama artinya sedang  mengeluarkan mayat-maya itu dari kuburnya. manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru disibukan masa lalu. Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!

Ketakutan dan Kesedihan saling keterkaitan. karena dengan ketakutan kita jadi malas berpikir dan berbuat? karena dengan ketakutan kita tidak mau memiliih? karena memilih adalah kesulitan, karena kita takut akibat dari pilihan kita itu. Takut adalah karena pikiran kita sendiri. Nah Jadi Ketenangan itu yaitu  ketika kita yakin atas sebuah pilihan, apa yg dilakukan semampu kita ,tentang hasil akhir biar urusan Sang Pencipta. Dalam bahasa agama disebut tawakal. Menghadapi saat ini, detik demi detik, berarti menghadapi kenyataan dan itulah hidup. maka kita akan bahagia hari detik ini. tidak perlu menunggu esok pagi. Besok Hanyalah Ambisi & Khayalan Blm Datang, Yg Lalu Sdh Mati Ditelan Waktu, Hidup Adalah Detik Demi detik Saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun