pernah suatu ketika saya berjumpa dengan anak SMP anaknya lugu dan sangat polos, secara kapasitas keilmuan juga masih di katakan standar dan itu persepsi saya terhadapnya. entah itu karna memang secara paramater pendidikan dia masih di bawah saya atau karna saya lebih tua dari dia. sore itu langit agak mendung seperti mau hujan dan akhirnya ternyata hujan, sambil menunggu hujan reda dan menunggu angkot datang saya memulainya dengan obrolan ringan dengan anak SMP :
saya : di mana rumahmu dek ? tanya saya dengan lembut
anak SMP : Â di jalan diponogoro, deket gedung sate kang. Â jawab anak SMP itu sambil menunggu angkot datang.
saya : siapa namamu dek ?
anak SMP : "Andi stiawan kang". kalo akang siapa namanya dan tinggal dimana ?? tanya anak SMP itu dengan senyum.
saya : nama saya Gatra, saya tinggal di jln sekeloa utara.
anak SMP : kalo adek boleh tau, akang teh sekolah dimana, atau sudah kuliah ?
saya : "saya tidak sekolah dek". sengaja saya jawab bohong
anak SMP : kenapa tidak sekolah kang ? kata guru adek kalo orang tidak sekolah nanti manusia bodoh dan bodoh itu sangat dekat dengan kemiskinan
saya : dalam hati saya " ini anak kelihatanya polos tapi pertnyaanya mengundang sensitivitas". entahlah dek saya tidak sekolah mungkin sudah nasib saya. sembari senyum saya jawab bohong lagi.
anak SMP : emangnya Tujuan hidup akang untuk apa ?? tanya anak SMP itu dengan penuh keraguan.
saya : tujuan hidup saya berbuat baik, berbakti sama orang tua, bermanfaat buat orang lain. kali ini saya jawab dengan jujur
anak SMP : banyak banget kang tujuan hidupnya
saya : lohh emang kalo adek tujuan hidupnya untuk apa ? dalam hati saya " anak SMP beraninya bantah  jawaban saya" saya mulai sombong.
anak SMP : kalo adek mah tujuan hidup adek yaa untuk hidup. tanya dia dengan kalimat lantang.
saya : "yaa hidup yang bagaimana dulu dek, kan banyak hidup itu bukan hanya sekedar hidup saja.
anak SMP : "hidup yang damai, tenang, bahagia kang. akang juga samakan pengen hidup tenang,damai  juga bahagia, dan semua orang juga sama menginginkan hal demikian,
saya : saya diam sejenak mulai berfikir atas jawaban yang di lontarkan anak SMP itu. ketika saya mau jawab kembali dan hujan sudah reda lalu kemudian angkot datang menghampiri anak SMP itu. akhirnya percakapan kami selesai sampai di sini.
dari percakapan di atas ada sebuah pelajaran yang saya ambil dari anak SMP itu
saya sadar bahwa hal yang paling mudah di lakukan semua orang adalah menjustifikasi, melihat hanya tampilan luar saja tidak di kuliti secara universal. artinya kita terkadang dengan gampangnya terlalu cepat membuat kesimpulan, ternyata kepolosan dan keluguan seorang anak kecil tidak menjamin bahwa anak itu tidak mengerti apa-apa alias bodoh. saya terjebak dengan kepolosan dan keluguanya, seorang anak SMP yang tadinya saya anggap tidak mengerti apa-apa katakanlah baru lahir kemaren sore, ternyata memiliki suatu pemahaman luar biasa tentang kehidupan, yang sampai sekarang pun saya belum memilikinya.
berankat dari proses kerja fikir, saya mulai memahami sebuah lontaran setatement seorang anak SMP tadi. ia mengatakan bahwa tujuan hidup itu untuk hidup, titik. menurut saya ini adalah prinsip dasar yang harus di miliki semua orang, ketika prinsip dasar mulai di bangun bahwa tujuan hidup itu untuk hidup sehingga kita punya pondasi kuat untuk mencegah perbuatan yang dapat merugikan orang lain. mengapa di dunia ini banyak sekali terjadi peperangan, kejahatan, pembunuhan dll. karena di antara mereka masih banyak yang tidak mengerti bahwa setiap orang pun tujuan hidupnya ingin hidup. ketika kita tau bahwa tujuan hidup kita untuk hidup maka kita tidak semena-mena berbuat jahat terhadap orang lain, karna kita sendiri sadar dan mengerti bahwa orang lainpun ingin hidup sama seperti kita.
tidak di sangka-sangka bahwa ilmu pengetahuan itu tidak hanya sekedar kita dapatkan di bangku sekolah, tetapi jika kita melihat realitas di bawah, kita akan temukan banyak makna tentang kehidupan, seperti halnya pengalaman saya bertemu sama anak SMP. oleh karnanya jangan sekali-kali kita mengabaikan atau memandang secara sepihak karna di antara mereka yang di bawah lebih tau dan mengerti hakikat hidup ini.
selamat malam penikmat insomnia
sumber foto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H