. Tidak lupa setengah kilo ayam dan sepuluh tempe, rencananya akan digoreng dengan tepung crispy kesukaan anak-anak. Lalu engkau membeli sekilo mangga, sekarang baru musim sehingga harganya cukup murah, untuk dibuat jus sebagai selingan nanti sore. Untuk makan malam, nanti menggoreng tempe, telur dan membuat sambal terasi saja. Cukup lumayan menu hari ini.Â
Adakah itu dipikirkan oleh anak-anak, betapa bundanya memperhatikan gizi dan kesehatan mereka sambil terus waspada dengan kondisi keuangan keluarga? Hei, jangan terlalu berharap, karena mereka masih anak-anak untuk mengerti sebuah kata pengorbanan atau pelayanan. Senyum Bunda, tunjukkan senyummu. Bangsa ini diam-diam berterima kasih kepadamu karena engkau memperhatikan kesehatan keluarga, sehingga anggota keluargamu jarang sakit, jadi iuran rutin BPJS-mu walau tidak terpakai tetapi sudah meringankan beban negara dan bisa memberi subsidi silang bagi warga lain yang setiap minggu harus menjalani cuci darah.
Segelas kopi dan potongan mangga ranum di atas sebuah cawan hijau segar kini menemani pagimu. Sederet rencana masih panjang mengantri di agenda harian. Untung acara menyapu dan mengepel sudah terlaksana sebelum session rehat ini. Acara selanjutnya mencuci baju-baju yang telah engkau rendam setengah jam yang lalu.Â
Lalu tentu saja menjemurnya, karena seember cucian belum berarti bila tidak dijemur segera. Mereka masih tetap akan menjadi seonggok pakaian basah, yang membuat ribut ketika anak-anak mencari baju seragamnya.
Kamu agendakan acara mencuci dan menjemur hanya satu setengah jam, karena setelah itu engkau harus membuat makan siang. Jangan sampai saat jam menjemput, sayur dan lauk pauk makan siang belum siap terhidang, wah bisa gaduh dunia persilatan dan mereka akan jajan sembarangan.Â
Engkau was-was memang dengan jajanan anak-anak jaman sekarang, yang mengandung banyak micin, penyedap, dan pengawet. Pantas anak-anak jaman sekarang disebut anak-anak micin, waduh padahal kalau kebanyakan, dari berbagai cerita, bukankah micin bisa menyebabkan penyakit? Hi..ngeri. Namun apakah hal itu dipikirkan oleh para produsen pembuat makanan? Aih, entahlah, semoga negara berkenan mengaturnya. Itu terlalu rumit untuk engkau persoalkan. Yang engkau tahu, engkau membatasi jajanan anak-anak, hanya boleh biskuit, roti, kentang, susu, atau jus buah.
Waktu bergulir cepat. Bunda tidak bisa berlambat-lambat. Maka kau habiskan segelas kopi dan potongan mangga ranum tadi. Senyum, senyumlah Bunda, engkau siap untuk acara selanjutnya? Yes, mari. Kerja, kerja mari kita kerja. Cuci baju dan menjemurnya. Lalu potong sayurmu dan bikin ca segarmu. Memotong, memasak, menguleg, menggoreng..hohoho... Kerja, kerja, mari kita kerja. Wouw, engkau bekerja sambil menyanyikan lagu para tikus dalam kisah Cinderella.
Jam berdentang dua belas kali. Jam dinding yang sudah tidak ada angka-angkanya, namun masih tetap setia menjalankan tugasnya. Ah, Bunda harus semakin bergegas. Dua puluh menit lagi engkau harus menjemput anak-anak. Waktumu hanya sepuluh menit untuk mandi dan bersiap-siap. Maka engkau pun mandi secepat kilat. Tiada waktu untuk memakai lulur, body scrub atau mandi ala spa. Haa.. memang aku seorang putri raja, batinmu sambil mengguyur air ke badan. Engkau tersenyum sendiri.
Yes, memakai bedak singkat sudah selesai. Bye-bye rumah, sebentar aku meninggalkanmu, katamu sambil mengunci pintu. Namun jalanan hari ini begitu padat, entah di depan ada apa.Â
Motor bututmu begitu malas untuk diajak ngebut. Maka bayangan terlambat menjemput sudah jelas terpampang di depan mata. Benar saja, begitu sampai di gerbang, sekolah sudah agak sepi. Anak-anak sudah banyak pulang. Dua anak lelakimu memberengut menunggu di pagar.
"Lamaaa," kata mereka.