Mohon tunggu...
Sang Millioner
Sang Millioner Mohon Tunggu... -

Seorang Rakyat Jelata yang CINTA kedamaian dan menyukai TANTANGAN..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Saya Bukan KPK!

8 Februari 2015   03:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:37 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perseteruan kpk vs polri nampaknya akan terus menghasilkan episode-peisode yang kian memanas. pembelaan baik oleh pimpinan kpk maupun pihak BG terus di ungkap ke publik. kalau boleh sedikit menoleh ke belakang, perseteruan ini sama ibaratnya perkara lama yang masih berasap. yah, inilah cicak vs buaya. dan ini sangat menarik karena dua lembaga hukum ini berupaya saling menjatuhkan disaat petinggi-petinggi mereka bermasalah.

setidaknya selain kpk vs polri, ada lagi dua lembaga yang ikut terlibat di dalamnya yakni PDI dan MEDIA. perseteruan ini akan terus menjadi topik utama karena menyangkut pertarungan hukum dan politik. bercampurnya kepentingan politik di ranah hukum pasti akan menghasilkan tumbal dan korban politik yang tidak sedikit. bahkan negara ini bisa saja tergadaikan oleh situasi ekstrim yang tidak terkendali. nasib kpk dan polri kini berada di tangan jokowi yang sampai kini belum diungkap, dan terus menuai kegaduhan politik di kalangan elit serta ketidakmenentuan kinerja kpk maupun polri. kita butuh tindakan tegas jokowi!

sebagai warga yang baik dan taat hukum, sudah selayaknya kita menghormati kpk maupun polri. dua institusi ini adalah pelindung dan tempat rakyat mencari keadilan. dan untukmendapatkan keadilan yang benar, semua pimpinan penegak hukum harus benar terlebih dahulu. itu kunci utamnya.jangan harapkan ada keadilan di tangan orang-orang yang nafsu akan materi dan kekuasaan. karena ditangan merekalah kegaduhan akan muncul, ketidakstabilan dimanan-mana dan kesengsaraan rakyat menjadi muaranya.

satu hal yang pasti, tidak ada orang yang bebas kesalahan kecuali nabi. semua manusia punya celah yang dapat kapan saja terungkap. dosa dan kesalahan masa lalu mesti terungkap di masa mendatang dengan segala rupa dan bentuknya. lalu apa hunbungannya dengan pembahasan ini???jawabannya ada!. pimpinan kpk maupun petinggi polri pasti punya kesalahan dimasa lalu berkenaan dengan tugas dan tanggungjawabnya. olehnya itu, jangan sampai kita masyarakat menutup mata akan sebuah fakta dan kebenaran yang ada. tidak tepat hanya melihat dan menilai sesuatu dari satu sisi dan menutup mata pada sisi lainnya. ini yang tidak boleh kita sepelekan.

lembaga anti korupsi seperti kpk tentunya menjadi acuan kita dalam hal pemberantas korupsi diindonesia yang layak diacungi jempol. sudah banyak kasus besar yang digarap dan sebagian besarnya telah terungkap. ini adalah modal besar bangsa menuju kesejahteraan. namun perlu diingat bahwa ada saat-saat dimana idealisme bisa saja tergadaikan oleh kepentingan pragmatis dan sesaat. ini tidak bisa disangkal, karena perpolitikan di negeri kita begitu amat dinamis dan berubah secepatmembalikkan telapak tangan. lalu apakah saya dengan ini tidak mempercayai lagi kpk? tentu saja tidak! namun yang pasti bahwa saya akan berada di institusi kebenaran, apa pun lembaga itu. mungkin di sini maksud saya sudah jelas.

bila pada proses hukum yang dilakukan nanti ( sesuai dengan prosedur yang benar) ternyata terungkap fakta bahwa memang pimpinan anti korupsi itu memang terlibat kasus hukum tettentu maka kita perlu mendorong dilakukan upaya penuntasan secara gamblang dan transparan. hal ini dimaksudkan agar situasi hukum kita tidak memilih siapa saja pelakunya. baik dari kalangan elit sampai masyrakat bawah perlu di perlakukan menrut kaidah hukum yang berlaku. tidak boleh ada satu orang pun yang kebal hukum dan tidak boleh lagi terjadi diskriminasi hukum baik oleh lembaga atau perseorangan.

dan sebagai kesimpulan, penulis tekankan bahwa penulis amat menghormati kpk maupun polri dan tidak sedikit pun memihak ke salah satunya selama itu di garis kebenaran. itulah mengapa saya bukan kpk tapi saya KEBENARAN!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun