Akhir November 2011 lampau, keluarga saya mendapat musibah. Ponakan tertua ditabrak mobil, Persis didepan rumah, saat dia menyebrang jalan untuk bermain bola. Sebuah mini van berwarna silver menghentikan langkah bocah itu selama-lamanya. Kepalanya retak, ada rongga sebesar kelereng menganga diatas jidat putra kakak saya tersebut.
Setelah dilarikan ke Ruah Sakit Umum (RSUD) Sungai Dareh, Kabupaten Dharmasraya. Bocah malang itu harus dirujuk ke RS Provinsi yang berada di kota Padang, sekitar 300KM lebih dari Pulau Punjung, tempat saya berdomisili. Sebab, kata RSUD luka ponakan saya itu sangat serius, ia koma, sedangkan RSUD peralatannya tidak selengkap RS M. Jamil Padang.
Setelah tiga hari dirawat, Randy nama ponakan saya itu dipanggil Illahi. Esoknya, setelah selesai pemakaman datanglah pihak Ansuransi Jasa Raharja menemui keluarga saya. Dia menanyakan krnologi kejadian. Kebetulan, saat kecelakaan terjadi pihak kepolisian lalu lintas langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Saya hanya bilang pada orang ansuransi itu soal kejadian silahkan tanya langsung  ke Bagian Lalu Lintas Polres Dharmasraya. Sebab, saya melihat petugas olah TKP setelah kecelakaan terjadi. Kontan saja petugas Ansuransi itu menghubungi pihak Lalu Lintas.
Satu minggu kemudian, pihak Ansuransi kembali datang. Mereka meminta kakak saya yang anaknya tewas itu mengisi blangko yang telah ia sediakan. Lengkap dengan KTP dan kartu keluarga. Katanya, kakak saya yang sedang ditimpa musibah itu akan menerima santunan dari Jasa Raharja. Ucapan petugas Jasa raharja itu tidak isapan jempol belaka.
Tiga hari kemudian, santunan itu mereka berikan. Jumlahnya cukup lumayan bagi kami dari kalangan menengah kebawah ini. Sangat membantu sekali. Padahal sebelumnya, saya pesimis dan tidak percaya kaka saya akan menerima santunan dari Ansuransi tersebut. Sebab, ponakan yang meninggal itu maupun ibunya tidak pernah menjadi anggota Jasa Raharja.
Kenyataan ini membuktikan bahwa Negara masih ada, kadangkala kita terlalu berprangsaka jelek terhadap pemerintah. Apalagi, yang saya alami sendiri. Tanpa prosedur yang berbelit-belit, tanpa adminitrasi yang susah, santunan tetap diberikan kepada ponakan saya melalui ibunya. Untuk itu saya hanya berucap terimakasih Jasa Raharja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H